Keuskupan Agung Cebu di Filipina memulai pembangunan patung Padre Pio setinggi 100 kaki di sebuah tempat suci yang didedikasikan untuk santo Italia yang populer itu.
Uskup Agung Cebu, Mgr. Jose Palma memimpin upacara peletakan batu pertama di tempat suci itu bersama komunitas kontemplatif Padre Pio, sebuah kelompok Katolik awam di Cebu, pada 17 September.
Berjudul Santuario di Padre Pio di Desa Pulangbato, tempat suci itu sedang dibangun di atas bukit yang menghadap ke seluruh Kota Cebu, kata sebuah laporan di web Konferensi Waligereja Filipina (CBCP).
Kelompok kontemplatif, yang mempromosikan devosi kepada orang kudus di negara itu, mengatakan pilihan lokasi itu adalah simbolis.
“Ini adalah simbol bahwa tempat suci adalah gereja tertinggi yang terletak di pulau yang menyambut para misionaris awal 500 tahun lalu,” kata Joey Cagasero, seorang devosan Padre Pio dari Cebu, kepada UCA News.
Kekristenan di Filipina tiba tahun 1521 ketika penjelajah Portugis, Ferdinand Magellan, dan rekan-rekannya mendarat di pulau itu di wilayah Visayas Tengah.
Penduduk asli Cebu diyakini sebagai kelompok pertama orang Filipina yang dibaptis.
Magellan menanam salib dan memberikan gambar Kanak-Kanak Yesus (lebih dikenal sebagai Santo Nino) kepada Hara Amihan, istri kepala suku pulau itu.
Baik salib maupun gambar Kanak-Kanak Yesus dilestarikan di pulau itu dan menarik lebih dari satu juta umat per tahun.
Keuskupan agung itu mengatakan pembangunan tempat suci itu akan berakhir tahun depan dengan tujuan menjadikannya pusat penyembuhan tidak hanya di wilayah itu, tetapi di seluruh negeri.
“Akan ada Misa penyembuhan dan pengakuan dosa di sini. Itulah tujuan kami. Kami berharap jutaan orang, termasuk devosan Padre Pio akan mengunjungi tempat ini,” tambah Cagasero.
Uskup Agung Palma mengatakan, ia bermimpi sebuah tempat suci untuk menyatukan keluarga terutama karena devosi kepada Padre Pio harus membawa setiap keluarga lebih dekat kepada Kristus.
“Dunia di sekitar kita sedang dalam krisis, dan banyak kekuatan yang sedang bekerja untuk menghancurkan keluarga Kristen. Ada orang-orang yang bekerja untuk mendefinisikan ulang pernikahan, dan dengan mendefinisikan kembali keluarga sesuai dengan keinginan mereka … Saya berharap pusat itu akan membawa kedamaian bagi setiap keluarga,” kata Uskup Agung Palma, merujuk pada RUU perceraian yang diajukan di parlemen Filipina.
“Semoga Padre Pio menginspirasi setiap orang Filipina melindungi setiap keluarga dan membesarkan setiap anak sesuai dengan ajaran Injil,” tambah prelatus itu, selama upacara peletakan batu pertama.
Orang Filipina berdoa kepada Padre Pio untuk anggota keluarga yang sakit serta keselamatan perjalanan. Sejumlah pasangan telah bersaksi bagaimana permohonan mereka untuk memiliki anak dengan campur tangan santo itu.
Para devosan telah bersaksi bagaimana permohonan mereka dijawab.
“Kami berdoa agar putri kami yang saat itu berusia 8 bulan sembuh. Dia sakit pneumonia pada waktu itu. Para dokter memvonis ada kemungkinan kecil untuk kelangsungan hidupnya. Kami berdoa kepada Padre Pio dan dia berhasil pulih,” kata Jason Israel, seorang devosan, kepada UCA News.
Tahun 2018, para biarawan Italia yang membawa jantung relikwi Padre Pio ke Filipina terkesima melihat ribuan orang mengantri untuk menyentuhnya.
“Itu adalah pengalaman yang luar biasa, sangat indah,” kata Suster Giovannie Delle Carri kepada Radio Veritas, yang dikelola Gereja, dalam sebuah wawancara.
Francesco Forgione, lebih dikenal sebagai Padre Pio atau Santo Pius dari Pietrelcina (1887-1968) adalah seorang imam dan mistik Fransiskan Kapusin terkenal karena kesalehan dan amalnya.
Dia terkenal karena memamerkan stigmata-nya, bekas luka di tubuhnya dan rasa sakit yang sesuai dengan luka penyaliban Yesus Kristus.
Paus Johanes Paulus II membeatifikasi dia tahun 1999 dan mengkanonisasinya tahun 2002.
Sumber: Philippines to construct 100 foot Padre Pio statue