UCAN China ucanews.com
UCAN Indonesia

Kelompok Gereja di Pakistan bantu warga Muslim korban banjir

September 22, 2022

Kelompok Gereja di Pakistan bantu warga Muslim korban banjir

Uskup Hyderabad, Mgr. Samson Shukardin (tengah) dan Pastor Khan Paulus (kiri) bersama keluarga korban banjir di Paroki Khipro, Provinsi Sindh. (Foto: Disediakan)

Paroki-paroki di wilayah metropolitan Islamabad-Rawalpindi, Pakistan, menyalurkan bantuan kepada umat Muslim menyusul banjir yang belum pernah terjadi sebelumnya yang melanda negara itu.

Pastor Nasir William, pastor Paroki St. Petrus Canisius, menyerahkan pakaian dan tas ransel kepada 50 orang pada 17 September di Nowshera di tepi Sungai Kabul, yang meluap bulan lalu.

Para suster dari Kongregasi Misionaris St. Thomas Rasul membantu para imam untuk menjangkau wanita Pashtun yang mengenakan burqa.

Paroki  Hati Kudus di Rawalpindi telah menyerahkan paket bantuan berupa makanan kepada 350 warga Muslim.

“Ini adalah hadiah dari komunitas Kristen untuk sesama umat Muslim kami yang sedang membutuhkan. Saya merasa tidak berdaya karena semakin banyak yang datang untuk meminta bantuan. Keluarga-keluarga Kristen, yang menjangkau kami, telah menerima bantuan dari organisasi lain sesuai dengan daftar penerima manfaat yang dibagikan oleh kelompok Protestan,” kata Pastor William kepada UCA News.

“Kebanyakan orang Kristen lokal miskin, tetapi tidak berdampak. Kami menyambut baik bantuan asing dan lokal. Kemanusiaan adalah yang utama.”

Rumah, jalan, rel kereta api, tanaman, ternak dan mata pencaharian telah hanyut akibat  banjir, yang disebabkan oleh rekor curah hujan selama musim hujan dan mencairnya gletser di pegunungan, yang sejauh ini telah menewaskan 1.545 orang dan berdampak  lebih dari 33 juta orang.

Caritas Pakistan Hyderabad (CPH) mengirimkan 11 juta rupee (46.420 dolar AS) kepada 550 orang yang terkena dampak banjir, kebanyakan  mereka adalah Muslim dan beberapa Hindu, di Provinsi Sindh selatan melalui Easypaisa, sebuah layanan uang keliling. Masing-masing dari 250 KK  di kawasan Halepota, Distrik Badin, telah menerima 20.000 rupee.

Badan amal Gereja telah mendaftarkan 300 korban untuk bantuan tunai dalam beberapa minggu mendatang.

“Rumah tangga yang paling rentan ini dipilih untuk mendapatkan bantuan selama penilaian kebutuhan cepat di Dewan Serikat yang terkena dampak. Pada respon tingkat distrik, kami menjangkau orang miskin, rentan dan terpinggirkan, tanpa memandang ras atau agama, sesuai nilai-nilai kami berdasarkan iman Katolik,” kata Manshad Asghar, sekretaris eksekutif CPH, yang mendistribusikan paket makanan dan peralatan kebersihan, termasuk 150 orang Kristen di Paroki Matli pada 19 September.

“Pembayaran mobile untuk hibah tunai bertujuan untuk intervensi tepat waktu karena pengadaan makanan dan tempat tinggal akan memakan waktu beberapa minggu lagi.”

Nehal, seorang pekerja Katolik dari Koloni Bethlehem  di Mirpurkhas, 73 kilometer sebelah timur Hyderabad, termasuk di antara 20 orang Kristen yang menerima dukungan makanan dari CPH pada 10 September. Rumah lumpurnya bocor setelah hujan deras selama dua bulan. Ayah dari empat anak ini berjalan lima kilometer ke pasar sayur setiap hari untuk mencari pekerjaan.

“Pemerintah tidak memberi kami sepeser pun. Makanan dari Caritas akan bertahan dua minggu. Kami membutuhkan lebih banyak bantuan”

“Upah harian telah menurun karena seluruh kota menghadapi kerusakan dan desa-desa di sekitarnya mengalami kebanjiran. Buruh mengerumuni siapa saja yang datang untuk menyewa untuk pekerjaan manual. Terkadang kami harus menunggu seharian tanpa hasil,” kata Nehal yang khawatir anaknya yang berusia tujuh tahun menderita malaria.

Sejak Juli, Caritas Pakistan telah menjangkau ribuan korban banjir dengan menyediakan makanan yang telah dimasak  untuk 2.300 orang, tas  ransum untuk 1.300, perlengkapan kebersihan untuk 250 orang, perlengkapan nutrisi untuk 500 orang, barang non-makanan untuk 450 orang, perlengkapan darurat untuk 50 orang, tempat penampungan sementara untuk 700 orang dan 150 kamp medis.

Tas  ransum berisikan  tepung, minyak, gula, beras, kacang-kacangan, susu, dan biskuit berkalori tinggi. Perlengkapan kebersihan meliputi sabun, kelambu, masker wajah, pembersih wajah, sikat gigi, deterjen, gulungan kapas dan kain kasa dengan 20 liter air minum.

Bahan-bahan  non-makanan termasuk alat untuk membersihkan puing-puing, peralatan dan tempat tidur. Kits darurat termasuk kotak pertolongan pertama untuk memastikan keselamatan para relawan dan anggota komite manajemen bencana. Dukungan untuk tempat penampungan sementara  terdiri dari batang bambu, tenda dan terpal.

Menurut Amjad Gulzar, direktur eksekutif Caritas Pakistan, penerima manfaat termasuk 1.500 orang Kristen.

“Kami berencana menjangkau 20.000 orang selama fase darurat yang berakhir pada Desember. Tahap rehabilitasi dan rekonstruksi akan dimulai tahun depan. Kami akan memasukkan persentase tertentu dari orang-orang Kristen dalam angsuran berikutnya dari hibah tunai. Mereka lebih fokus merespon di tingkat paroki,” katanya.

“Sebagian besar penerima manfaat adalah umat Muslim hanya karena mereka tinggal di daerah yang paling terkena dampak bencana. Namun, staf kami di seluruh negeri membantu para imam dengan menghubungkan organisasi-organisasi terkait dengan paroki-paroki yang terkena dampak.”

Para pastor OMI, yang telah membantu 675 orang yang selamat di provinsi – Punjab, Sindh dan Balochistan – dengan paket makanan, mendukung Caritas.

Pastor Khan Paulus, OMI, bergabung dengan Uskup Shukardin pada 18 September dalam membagikan jatah makanan dan kelambu kepada  300 keluarga yang berdampak banjir di Paroki Khipro, Provinsi Sindh.

“Tidak ada orang Kristen di antara komunitas pedesaan di Punjab selatan; hanya sedikit yang tinggal di Vikariat Apostolik Quetta barat daya dan paroki pedesaan Sindh. Setengah dari penerima manfaat kami adalah orang Kristen karena permohonan yang kami terima,” katanya.

Uskup Shukardin juga memuji upaya Caritas, tetapi mengeluh tentang pemerintah daerah yang mendiskriminasi korban banjir dari kelompok minoritas.

“KKL tidak memiliki jawaban ketika ditanya tentang bantuan kemanusiaan untuk umat Kristen. Bantuan terkait banjir juga merupakan hak kami,” kata prelatus itu.

Kelompok hak asasi manusia mengatakan minoritas agama juga dikecualikan dari beberapa program bantuan makanan selama lockdown akibat Covid-19 tahun 2020 di republik Islam itu di mana 60 persen orang Kristen hidup di bawah garis kemiskinan. Kristen memiliki  1,6 persen dari populasi negara itu.

Sumber: Church groups help flood hit Muslims in Pakistan

 

Jangan lewatkan

Dapatkan info terbaru secara gratis lewat newsletter UCAN Indonesia disini

Podcasts
Donation
© UCAN Indonesia 2023. | Kontak | Tentang | Syarat dan Ketentuan | Privasi