UCAN China ucanews.com
UCAN Indonesia

Cintai Yerusalem dan bekerjalah untuk perdamaian, kata paus kepada kelompok lintas agama

Maret 13, 2023

Cintai Yerusalem dan bekerjalah untuk perdamaian, kata paus kepada kelompok lintas agama

Paus Fransiskus menerima hadiah dari Mahmoud al-Habbash, Penasihat Urusan Agama Palestina. (Foto: Vatican Media)

Jika orang Yahudi, Kristen, dan Muslim benar-benar mengakui Yerusalem sebagai kota suci maka damai harus didahulukan sebelum klaim politik apa pun atas wilayah itu, kata Paus Fransiskus.

“Belas kasihan Tuhan untuk Yerusalem harus menjadi milik kita sendiri, lebih kuat daripada ideologi atau soal  politik mana pun,” kata paus pada 9 Maret saat pertemuan dengan anggota Kelompok Kerja Bersama untuk Dialog,  yang dibentuk tahun 2017 oleh Komisi Dialog Antaragama Palestina dan Dikasteri Dialog Antaragama Vatikan.

Untuk diskusi mereka tahun ini, para anggota kelompok memutuskan untuk fokus pada signifikansi spiritual Yerusalem.

Bertemu di perpustakaan Istana Apostolik, Paus Fransiskus mengatakan kepada kelompok itu bahwa dia ingin mengulangi “permohonan yang saya buat tahun 2019, bersama dengan Yang Mulia Raja Maroko, bahwa Yerusalem dianggap sebagai ‘warisan bersama umat manusia dan khususnya pengikut tiga agama monoteistik sebagai tempat perjumpaan dan sebagai simbol hidup berdampingan secara damai.'”

Muslim, Kristen, dan Yahudi, katanya, harus meningkatkan kecintaan mereka pada kota itu, yang “layak dihormati dan dijaga oleh semua orang.”

Paus Fransiskus mengatakan kepada kelompok itu bahwa kota itu adalah tempat dari berbagai peristiwa dalam kehidupan Yesus: “Sebagai seorang bayi, dia dipersembahkan di Bait Allah, dan ditemani orang tuanya dia melakukan perjalanan ke Yerusalem setiap tahun untuk Pesta Paskah. Di Kota Suci itu Yesus mengajar dan melakukan banyak mukjizat.”

Dan, kata Paus, yang paling penting adalah di Yerusalem bahwa “dia menyelesaikan misinya melalui sengsara, kematian dan kebangkitan-Nya, misteri Paskah di jantung iman Kristiani.”

Saat Yesus memasuki kota itu beberapa hari sebelum wafat-Nya, kata paus, Injil Lukas menceritakan bagaimana Dia “menangis atas Yerusalem.”

“Kita tidak boleh melewatkan kata-kata ini dengan tergesa-gesa,” kata Paus Fransiskus. “Air mata Yesus ini harus direnungkan dalam keheningan.”

“Saudara dan saudari, berapa banyak pria dan wanita – Yahudi, Kristen, dan Muslim – telah menangis dan di zaman kita terus menangis untuk Yerusalem,” kata paus.

“Kadang-kadang,” katanya, “kita juga meneteskan air mata ketika kita memikirkan Kota Suci ini, karena dia seperti seorang ibu yang hatinya tidak bisa tenang akibat penderitaan anak-anaknya.”

Sumber: Love Jerusalem work for peace, pope urges interreligious group

 

Jangan lewatkan

Dapatkan info terbaru secara gratis lewat newsletter UCAN Indonesia disini

Podcasts
Donation
© UCAN Indonesia 2023. | Kontak | Tentang | Syarat dan Ketentuan | Privasi