Orang Kristen di negara timur laut India yang dilanda konflik menghadapi permusuhan karena mereka tidak meninggalkan keyakinan mereka untuk menjadi Hindu dalam kekerasan terbaru.
Pihak berwenang di Negara Bagian Manipur meningkatkan keamanan dan memperpanjang jam malam tiga pekan setelah kerusuhan pecah pada 3 Mei antara kelompok suku Kukil dan komunitas suku Meitei di negara bagian itu.
Ketegangan berlanjut ketika beberapa orang Meitei memaksa orang Kristen untuk menarik kembali iman mereka dan bergabung dengan Hindu, kata seorang pejabat senior Gereja.
Komunitas Meitiei, yang memiliki 53 persen dari 3,2 juta penduduk negara bagian itu sebagian besar beragama Hindu, tetapi sekitar 100.000 orang beragama Kristen, mayoritas Protestan.
“Saudara-saudara Hindu mereka meminta mereka [umat Kristiani Meitei] untuk kembali ke Hindu, jika tidak mereka mengancam akan membuat hidup mereka sulit,” kata pejabat Gereja itu setelah menghadiri pertemuan internal pada 22 Mei.
Orang Kristen Meitei “sekarang menghadapi krisis terburuk terkait keberadaan mereka,” kata pejabat Gereja, yang meminta namanya tidak disebutkan.
Sebagian besar orang Meitie beragama Kristen beribadah di gereja rumah, tetapi sekitar 240 gereja rumah mereka dihancurkan.
Dalam situasi seperti itu sulit bagi mereka untuk menjaga iman mereka tetap hidup, kata pejabat itu.
Kerusuhan itu telah menewaskan lebih dari 70 orang, melukai 231 lainnya, dan merusak 1.700 rumah, lebih dari 45.000 orang mengungsi, kata laporan.
Kerusuhan dimulai ketika Kuki dan masyarakat adat lainnya di negara bagian itu memprotes rencana untuk memasukkan orang-orang Meitei ke dalam kategori Suku Terjadwal (ST) untuk membantu mereka mendapatkan keuntungan dari kuota pendidikan dan pekerjaan di bawah program tindakan afirmatif India.
Sebagian besar orang Kuki dan suku lain adalah pemeluk Kristen dan mereka berjumlah 41,29 persen dari populasi.
Imam itu mengatakan upaya untuk mengubah warga Meiteis beragama Kristen menjadi Hindu adalah nyata. Orang Meitei tinggal di daerah lembah negara bagian itu dan mereka tidak bisa pindah ke perbukitan yang didominasi oleh orang Kuki.
Umat Kristiani Meitei harus “tinggal bersama saudara-saudara Hindu mereka” di lembah itu. Kadang-kadang hanya ada satu atau dua orang Kristen Meitei di seluruh desa, kata pejabat itu menjelaskan ancaman yang mereka hadapi.
Sebuah pemerintahan yang dipimpin oleh Partai Bharatiya Janata (BJP) pro-Hindu menjalankan pemerintahan negara bagian itu. Partai dan kelompok pendukung Hindunya bekerja untuk mengubah India menjadi negara hegemoni Hindu.
Kekerasan dimulai di Imphal, ibu kota Manipur, pada 22 Mei setelah massa membakar beberapa rumah milik komunitas Kuki, kebanyakan dari mereka adalah masyarakat adat beragama Kristen.
Uskup Agung Imphal, Mgr. Dominic Lumon mengatakan pemerintah dan tokoh masyarakat “harus mengambil tindakan serius untuk memulihkan perdamaian dan keharmonisan di negara bagian itu.”
Uskup Agung Lumon mengatakan kekerasan yang terus berlanjut mengancam masa depan negara.
“Dua puluh hari telah berlalu setelah negara itu menyaksikan salah satu kekerasan sektarian terburuk, tetapi perdamaian masih sulit terwujud,” kata prelatus itu dalam sebuah pesan pada 23 Mei.
“Apapun yang telah terjadi, terjadilah. Sekarang prioritasnya harus memulihkan kepercayaan satu sama lain dan membangun kembali kehidupan yang hancur,” katanya.
Kuldiep Singh, penasihat keamanan negara, mengatakan kepada media bahwa operasi penyisiran massal sedang dilakukan untuk menangkap mereka yang berada di balik serangan.
Ketua Menteri N Biren Singh mengatakan semua komunitas, termasuk 34 kelompok suku, harus hidup bersama di negara bagian itu.
Sumber: Christians face conversion threat in riot hit Indian state