UCAN China ucanews.com
UCAN Indonesia

China luncurkan database para pemuka agama Kristen dan Muslim

Mei 25, 2023

China luncurkan database para pemuka agama Kristen dan Muslim

Pemerintah China telah meluncurkan database online untuk pemuka agama. (Foto: AFP)

Pemerintah komunis China telah meluncurkan database online dan sistem verifikasi untuk para pemuka agama Muslim, Katolik, dan Protestan, yang menurut pihak berwenang berusaha mengatasi tindakan penipuan oleh ‘pemuka agama palsu’.

Sistem yang terdiri dari basis data online dengan informasi penting tentang para pemuka agama diluncurkan pada 23 Mei, lapor Fides, kantor berita Vatikan.

Database serupa telah diluncurkan untuk pemuka agama Buddha dan Tao pada Februari.

Pemerintah mengatakan database itu adalah daftar resmi para tokoh agama dari komunitas-komunitas agama. Ini dapat diakses oleh warga untuk memverifikasi identitas dan posisi individu yang terdaftar.

Database ini berisi tujuh jenis informasi termasuk nama, jenis kelamin, foto, gelar agama, agama, dan nomor pendaftaran.

Fides melaporkan database itu dapat diperbarui dari waktu ke waktu oleh badan-badan keagamaan yang disetujui negara seperti Asosiasi Patriotik Katolik China dan Asosiasi Islam China, dan Administrasi Urusan Agama Negara, badan tertinggi Partai Komunis China (PKC) yang bertugas mengawasi urusan agama.

Xinhua, kantor berita China yang dikelola negara, melaporkan database online baru ini adalah alat yang berguna “menjaga ketertiban agama” dari konten agama.

Database ini juga akan membantu warga China dari komunitas-komunitas agama  berbeda untuk mengidentifikasi biksu, imam, pendeta, dan uskup “palsu”, “dengan demikian melindungi kepentingan publik dan hak serta kepentingan warga negara yang sah,” lapornya.

Xinhua mengklaim baru-baru ini ada beberapa kasus yang melibatkan biksu palsu yang diduga berusaha mendapatkan keuntungan finansial dengan penipuan.

Dengan melakukan itu, para pelaku telah “secara serius merusak citra komunitas agama, mengganggu ketertiban umum, merusak kesehatan, sumber daya ekonomi, dan properti warga,” tambahnya.

Kelompok-kelompok HAM, termasuk ChinaAid yang berbasis di AS, menyatakan keprihatinan bahwa langkah tersebut merupakan upaya lain untuk menegaskan lebih banyak kontrol terhadap agama dan kelompok agama di China.

Negara komunis dan ateis itu secara resmi mengakui lima agama – Buddha, Tao, Islam, Katolik, dan Protestan.

Pemerintah secara ketat mengontrol agama-agama terorganisir dengan tujuh badan yang dikelola negara dan mewajibkan semua pemuka agama untuk mendaftar ke badan dan lembaga yang dijalankan oleh kelompok agama untuk mendapatkan izin pemerintah dan berjanji mengikuti kebijakan sosialis PKC.

Agama yang tidak diakui termasuk gerakan pemujaan seperti  Falun Gong dan Gereja Tuhan Yang Mahakuasa dianiaya secara brutal.

Otoritas China meluncurkan tindakan keras baru terhadap kelompok-kelompok agama yang tidak diakui dan para pemuka agama yang tidak terdaftar dan organisasi keagamaan setelah mengadopsi seperangkat aturan baru untuk urusan agama, yang memicu protes dari kelompok HAM.

Ratusan gereja telah ditutup dan puluhan orang Kristen yang tergabung dalam gereja rumah telah ditangkap dan dipenjarakan.

Penindasan  itu juga membuat sekolah dan panti asuhan Katolik digerebek dan ditutup setelah pihak berwenang menuduh mereka “mengindoktrinasi” anak-anak dengan agama “secara ilegal”.

Sumber: China launches database of Christian Muslim clergy

 

Jangan lewatkan

Dapatkan info terbaru secara gratis lewat newsletter UCAN Indonesia disini

Podcasts
Donation
© UCAN Indonesia 2024. | Kontak | Tentang | Syarat dan Ketentuan | Privasi