UCAN China ucanews.com
UCAN Indonesia

Gereja di Pakistan marah terkait penculikan aktivis yang bela hak kelompok minoritas

Juni 5, 2023

Gereja di Pakistan marah terkait penculikan aktivis yang bela hak kelompok minoritas

Aktivis HAM Pakistan Jibran Nasir memimpin demonstrasi politik di Karachi pada 2018. Nasir diduga diculik pada 1 Juni. (Foto: AFP)

Para pegiat hak asasi manusia (HAM) dan orang Kristen mengecam dugaan penculikan seorang aktivis HAM yang vokal yang dikenal karena dukungannya terhadap minoritas agama di Pakistan yang mayoritas Muslim.

Jibran Nasir, seorang pengacara, politikus, dan aktivis HAM ditangkap oleh orang-orang bersenjata tak dikenal dekat kediamannya di Karachi pada 1 Juni, kata anggota keluarganya.

Istrinya, Mansha Pasha, mengadu ke polisi pada 2 Juni mencari tindakan segera untuk membebaskan Nasir.

Menurut pengadu, sebuah mobil memblokir mobil pasangan itu ketika mereka pulang dari makan malam.

“Sekitar 15 preman bersenjata ke luar dari mobil dan memaksa suami saya ke luar dari mobil, dan menganiaya dia,” kata Pasha dalam pengaduannya.

Penculikan Nasir terjadi beberapa hari setelah dia mengkritik keras penindasan negara terhadap para pendukung mantan Perdana Menteri Imran Khan yang mengadakan protes terkait penangkapannya baru-baru ini.

Komnas HAM Pakistan menyatakan keprihatinan atas penculikan itu.

“Kami menuntut agar dia segera ditemukan dengan selamat dan para penculiknya dimintai pertanggungjawaban berdasarkan hukum,” kata Komnas HAM dalam sebuah pernyataan pada 2 Juni.

Kelompok-kelompok Kristen juga menyerukan pembebasan Nasir.

Pendeta Ghazala Shafiq dari Gereja Pakistan mengatakan mereka akan bergabung dalam aksi protes yang diselenggarakan oleh Komite Aksi Bersama di Klub Pers Karachi. Dia mendesak Gereja dan orang Kristen untuk berdoa agar dia kembali dengan selamat.

“Keberadaannya masih belum diketahui. Kami meminta otoritas yang lebih tinggi dan lembaga penegak hukum untuk menghidupkan kembali aset berharga kami dan memberikan keamanan kepada keluarganya. Pengacara lain di Karachi juga diculik oleh empat pria tak dikenal. Polisi belum mengambil tindakan apa pun,” katanya kepada UCA News.

Nasir dikenal atas dukungan terhadap hak-hak minoritas yang menghadapi berbagai bentuk pelecehan dan diskriminasi di negara tersebut. Dia adalah pengkritik vokal terkait pelanggaran HAM di negara itu.

Tahun 2020, dia menjadi penasihat Arzoo Fatima, yang orangtuanya beragama Katolik menuduh tetangganya Muslim menculiknya di Karachi, memaksa dia masuk Islam dan menikahi dia tahun 2020.

Menurut Syafiq, Nasir saat ini sedang mengusut kasus lima korban yang semuanya beragama Kristen.

“Dia memanggil saya sebagai aapa (kakak perempuan) yang berani mendukung kami. Negara harus menghindari taktik yang melanggar hukum. Rasa tidak aman yang tinggi berlaku di negara kita di mana kekacauan politik yang memperburuk kesengsaraan ekonomi,” katanya.

Mahkamah Agung Pakistan bulan lalu menyatakan penangkapan mantan PM Khan melanggar hukum, dua hari setelah penahanannya memicu bentrokan mematikan dan protes besar di seluruh negeri. Pihak berwenang memulai tindakan keras setelah para pendukungnya menyerang fasilitas umum dan instalasi militer.

Sumber: Outrage in Pakistan over rights activists abduction

 

Jangan lewatkan

Dapatkan info terbaru secara gratis lewat newsletter UCAN Indonesia disini

Podcasts
Donation
© UCAN Indonesia 2023. | Kontak | Tentang | Syarat dan Ketentuan | Privasi