Patung Santo Andreas Kim Tae-gon, imam, martir, dan santo Katolik Korea pertama, diresmikan di luar tembok Basilika Santo Petrus di Vatikan, menurut laporan media.
Pemasangan patung tersebut pada 16 September bertepatan dengan peringatan kemartirannya ke-177, lapor kantor berita Yonhap.
Pemasangan patung ini juga terjadi ketika Vatikan dan Korea Selatan memperingati 60 tahun hubungan diplomatik.
Pematung Korea Han Jin-sub membuat patung itu dari marmer setinggi 3,8 meter, yang menampilkan orang kudus tersebut mengenakan topi tradisional Korea, yang disebut “gat“, dan pakaian tradisional pria yang disebut “dopo” dalam Bahasa Korea.
Kardinal Lazzaro You Heung-sik dari Korea, prefek Dikasteri Klerus Vatikan, memberkati peresmiannya dalam Misa yang dihadiri oleh delegasi Gereja Korea termasuk Uskup Mathias Ri Long-hoon, ketua Konferensi Waligereja Korea dan Kardinal Andreas Yeom Soo-jung, kata laporan itu.
Kang Seung-kyoo, utusan khusus Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol juga menghadiri Misa dan upacara peresmian itu.
Kardinal You mengatakan orang-orang di seluruh dunia, khususnya kaum muda, didorong untuk mengikuti St. Andreas Kim sebagai teladan.
“Saya berharap dan berdoa agar generasi muda di seluruh dunia dapat meneladani kehidupan imam, Kim Tae-gon yang tidak kehilangan harapan dan keberanian dalam menghadapi kesulitan apa pun meskipun ia menjalani kehidupan yang singkat yaitu 25 tahun,” kata Kardinal You dalam Misa.
Pemasangan patung santo Korea tersebut merupakan momen yang “menakjubkan dan menyentuh” setelah Paus Fransiskus memilih Seoul sebagai tempat penyelenggaraan Hari Orang Muda Katolik Sedunia 2027, sebuah pertemuan yang diadakan setiap tiga tahun.
Kardinal You mengusulkan inisiatif patung tersebut kepada Paus Fransiskus tahun 2021 ketika Gereja Korea memperingati 200 tahun kelahiran santo tersebut.
Konferensi Waligereja Korea mendanai proyek tersebut, lapor Yonhap.
Buddha ke Katolik
Andrew Kim Tae-gon (1821-1846) lahir dari orang tua beragama Buddha. Dia dan keluarganya dibaptis Katolik oleh seorang imam dari misi Prancis.
Pada periode itu, konversi ke agama Kristen merupakan hal yang berbahaya dan dilarang oleh penguasa dinasti Joseon yang memandang agama tersebut sebagai agama asing yang subversif dan bertentangan dengan Konfusianisme serta mengundang imperialisme asing.
Ribuan orang yang berpindah agama menjadi Katolik disiksa dan dibantai karena menolak untuk menarik kembali iman mereka. Ayahnya Kim, Ignatius Kim, menjadi martir tahun 1839.
Setelah pertobatannya, Andrew Kim melakukan perjalanan ke Makau untuk pembinaan imam.
Ia ditahbiskan sebagai imam pribumi Korea pertama tahun 1845 oleh misionaris Prancis dan uskup pertama Seoul, Jean-Joseph Ferréol.
Meskipun mengetahui risikonya, ia kembali ke Korea tahun 1846 dan mulai membantu para misionaris memasuki negara tersebut dengan menghindari pasukan kerajaan.
Dia ditangkap dan dipenjara tahun 1846. Dia dipenggal di penjara dekat Seoul pada usia 25 tahun. Paus Johanes Paulus II menjadikan Kim sebagai orang kudus bersama dengan 102 martir Korea selama kunjungannya ke Korea Selatan tahun 1984.
“Iman yang membara”
Sebelum peresmian, Paus Fransiskus bertemu dengan delegasi Gereja Korea yang beranggotakan 300 orang di Vatikan.
Dalam suratnya pada peringatan kemartiran santo tersebut, Paus Fransiskus mendesak umat Katolik Korea untuk meniru semangat santo yang menjadi martir tersebut.
“[St. Andrew Kim Tae-gon] mengajak kita untuk menemukan panggilan yang dipercayakan kepada Gereja Korea, kepada Anda semua: Anda dipanggil pada iman yang muda, pada iman yang membara, dijiwai oleh kasih kepada Tuhan dan sesama, menjadi sebuah anugerah, katanya pada 16 September.
“Dengan nubuat tentang kemartiran, Gereja Korea mengingatkan kita bahwa kita tidak dapat mengikuti Yesus tanpa memikul salib-Nya dan kita tidak dapat memproklamasikan diri kita sebagai orang Kristen tanpa bersedia mengikuti jalan kasih sampai akhir,” kata Paus Fransiskus.
Dalam kunjungan tersebut, utusan Korea Selatan, Kang Seung-kyoo, menyerahkan surat dari Presiden Yoon kepada Paus Fransiskus pada peringatan 60 tahun hubungan diplomatik Vatikan-Korea.
Dalam suratnya Yoon mengungkapkan harapannya untuk memperdalam kemitraan persahabatan dan kerja sama antara Vatikan dan Korea Selatan.
Yoon berterima kasih kepada paus atas izin dan dukungannya untuk memasang patung St. Andreas Kim Tae-gon di Vatikan.
Kang berterima kasih kepada paus karena memilih Seoul sebagai tuan rumah Hari Orang Muda Sedunia 2027 dan menjanjikan dukungan aktif pemerintah untuk menyukseskannya.
Ia juga mengungkapkan rasa terima kasihnya dengan mengingat bahwa Vatikan adalah negara pertama yang mengirimkan utusan diplomatik ke Korea setelah pembebasan Korea dari pemerintahan kolonial Jepang dan dukungan Vatikan kepada pemerintah Korea Selatan untuk membantu mendapatkan pengakuan oleh Majelis Umum PBB tahun 1948.
Sumber: First Korean saints statue unveiled at the Vatican