UCAN China ucanews.com
UCAN Indonesia

Para imam baru membawa harapan bagi Gereja kecil di Kamboja

September 26, 2023

Para imam baru  membawa harapan bagi Gereja kecil di Kamboja

Pastor Damo Martin Chour adalah seorang imam Jesuit pertama dari Kamboja, termasuk antara empat imam baru yang ditahbiskan di negara itu sejak Agustus. (Foto: Konferensi Jesuit Asia Pasifik)


Umat Katolik di Kamboja menyambut empat imam baru asli negara itu  dalam waktu kurang dari sebulan, yang menurut para pemimpin Gereja merupakan tanda harapan dan pertumbuhan Gereja kecil di negara mayoritas Buddha tersebut.

Uskup Olivier Schmitthaeusler, Vikaris Apostolik Phnom Penh, menahbiskan tiga imam diosesan – Yohanes Pembaptis Vy Samnang, Anthony Thai Ratanak Bunly dan Poul Vin Kann –  pada 23 September di Katedral Santo Petrus dan Paulus di ibu kota negara itu, lapor kantor berita Fides.

Ratusan umat Katolik dari seluruh negeri menghadiri upacara yang ditandai dengan budaya tradisional, termasuk musik dan busana.

Hal ini terjadi setelah Kamboja menyaksikan pentahbisan pastor Jesuit pertama, Pastor Damo Martin Chour, pada 19 Agustus di Battambang oleh Uskup Schmitthaeusler, seorang misionaris Prancis dari Serikat Misi Asing Paris (MEP).

Uskup Schmitthaeusler mengatakan anugerah imam baru mewakili komunitas Katolik Kamboja, dan mengatakan jumlah imam baru adalah “tanda pertumbuhan dan harapan bagi Gereja Kamboja.”

“Ini adalah kekuatan kami untuk terus mewartakan Injil, memberikan hidup kami kepada Tuhan dan masyarakat,” katanya.

Prelatus itu mengenang bahwa ketiga imam tersebut adalah buah dari lembaga pendidikan Gereja lokal – Sekolah Don Bosco tempat mereka belajar dan Seminari St. Johanes MariaVianney di Phnom Penh, pusat pembinaannya.

Para imam yang baru ditahbiskan itu bersumpah untuk melayani masyarakat dengan penuh pengorbanan.

“Saya telah mengalami suka dan duka, namun yang bisa saya lakukan hanyalah berdoa kepada Tuhan dan tetap bersamanya, percaya kepada-Nya dan mempersembahkan hidup saya kepada-Nya. Hidup saya saat ini adalah untuk melayani Kristus dan melayani Dia dalam komunitas, di antara orang miskin dan menderita,” kata Bunly, 30.

“Ketika saya memikirkan tentang panggilan Tuhan, saya takjub melihat betapa indahnya hidup saya dan saya berterima kasih kepada-Nya,” kata Pastor Paul Kan Ven, 31.

Pastor Anthony Samnang Vy, satu-satunya putra dari keluarga Katolik, mengatakan dia terinspirasi untuk menjalani kehidupan imam dengan “berdoa dan memandang salib Kristus.”

Gereja Katolik di Kamboja memiliki sekitar 20.000 anggota, 14 imam pribumi dan sekitar 100 imam misionaris dan religius yang berbasis di 80 paroki.

Jumlah umat Kristen kurang dari satu persen dari 16 juta penduduk negara itu, menurut Pew Research Center.

Agama Katolik masuk ke Kamboja pada pertengahan abad ke-16 berkat Gaspar da Cruz, seorang biarawan Dominikan asal Portugis.

Hingga tahun 1950-an, Kamboja mempunyai sekitar 120.000 umat Katolik, mayoritas dari mereka adalah etnis Vietnam, menurut statistik Gereja.

Gereja Kamboja hampir musnah pada masa rezim Pol Pot yang ultra-Maois dan melakukan genosida Khmer Merah (1975-1979).

Kekuatan komunis menyiksa dan membantai para imam Katolik, kaum religius dan awam, mengusir semua misionaris Eropa dan menghancurkan gereja-gereja.

Para misionaris kembali tahun 1990-an dan membangun kembali Gereja dari abu. Uskup  Yves Georges Rene Ramousse dari Prancis dipuji atas perjuangan untuk Gereja Kamboja.

Sumber: New native priests bring hope to tiny Cambodian church

 

Jangan lewatkan

Dapatkan info terbaru secara gratis lewat newsletter UCAN Indonesia disini

Podcasts
Donation
© UCAN Indonesia 2023. | Kontak | Tentang | Syarat dan Ketentuan | Privasi