Para pemimpin Kristen di India mengatakan janji pemerintah federal mengenai “era keemasan” tampaknya sia-sia setelah seorang pria dari kasta atas mengencingi seorang wanita Dalit, yang merupakan insiden kedua yang dilaporkan terjadi di negara bagian utara India itu dalam waktu kurang dari 50 hari.
“Sementara negara ini merayakan Amrit Kaal [era keemasan], namun kami mendengar berita tentang diskriminasi, penyerangan, pembunuhan dan penghinaan terhadap kaum Dalit,” kata Pastor Vijay Kumar Nayak, sekretaris Komisi Kasta Terdaftar dan Kelas Terbelakang Konferensi Waligereja India, kepada UCA News.
Dia merujuk pada insiden pada 22 September yang dilaporkan di Patna, ibu kota Negara Bagian Bihar, di mana seorang perempuan Dalit yang miskin secara sosial dipukuli dan ditelanjangi karena gagal membayar kembali pinjaman sebesar Rs. 1.500 (18 dolar AS) beserta bunganya.
Terdakwa Pramod Singh menyuruh putranya Anshu Singh untuk buang air kecil ke dalam mulut wanita tersebut, namun entah bagaimana dia berhasil lolos dari cobaan tersebut, kata polisi.
Sebelumnya, pasangan ayah-anak tersebut bersama empat orang lainnya pergi ke rumah wanita tersebut dan menariknya keluar secara paksa. Dia menderita cedera kepala karena serangan fisik dan dirawat di rumah sakit. Kondisinya kritis, tambah polisi.
Dalam pengaduannya ke polisi, wanita tersebut mengatakan dia telah melunasi pinjaman tersebut beserta bunganya.
Dia lebih lanjut menuduh polisi pada awalnya menolak permintaan bantuannya dan terlambat datang untuk menyelamatkan dia.
Pemimpin Katolik mengenang kejadian serupa yang dilaporkan pada 5 Juli di Negara Bagian Madhya Pradesh, di mana seorang pengurus Partai Bharatiya Janata pro-Hindu diduga mengencingi seorang pria dari masyarakat adat.
Istilah ‘Amrit Kaal’ pertama kali digunakan oleh Perdana Menteri Narendra Modi pada kesempatan pidato pada Hari Kemerdekaan India ke-75, pada 15 Agustus 2021. Istilah ini berasal dari astrologi Weda dan menunjukkan era keemasan dengan harapan masa depan yang lebih baik, di mana India akan mandiri dan memenuhi kewajiban kemanusiaannya.
Menteri Keuangan India Nirmala Sitharaman telah menguraikan “visi Amrit Kaal” sebagai periode ketika “buah dari pembangunan” menjangkau kaum Dalit dan masyarakat adat.
Pastor Nayak mengatakan bahwa itu jelas “bukan Amrit Kaal untuk kaum Dalit dan masyarakat adat.”
Mereka selalu dikucilkan, katanya, seraya menekankan negara harus inklusif terhadap semua lapisan masyarakat.
Mukti Prakash Tirkey, seorang aktivis HAM yang berbasis di New Delhi, ibu kota negara itu, mengatakan: “Tidak ada rasa takut terhadap hukum ketika melakukan kejahatan terhadap orang-orang yang lemah dan tertindas.”
Dalit merupakan seperempat dari 1,4 miliar penduduk India.
Data Biro Catatan Kejahatan Nasional tahun lalu mengatakan kejahatan terhadap kaum
Dalit meningkat sebesar 1,2 persen tahun 2021. Sejumlah negara bagian – Uttar Pradesh, Rajasthan, dan Madhya Pradesh – menempati urutan teratas dalam daftar tersebut.
Sumber: Christian leaders flay Indian govts golden era claim