Keuskupan Agung Seoul di Korea Selatan telah menyaksikan kebangkitan iman sejak keskupan agung itu mengajak para imam untuk memimpin “Liturgi Setiap Jam” pada siang hari setiap hari kerja di katedralnya bersama dengan umat awam.
Uskup Agung Seoul, Mgr. Peter Chung Soon-Taick menunjuk delapan “Doa Imam” pada September lalu untuk menghidupkan kembali semangat iman yang agak menyusut akibat pandemi COVID-19, menurut siaran pers dari keuskupan agung pada 26 September.
Liturgi Setiap Jam dipersembahkan secara bergantian oleh para imam yang duduk di kedua sisi altar dan umat di bangku gereja.
Suara doa, tanpa bantuan perangkat audio, terdengar hingga ke setiap sudut katedral, menciptakan suasana sakral.
Setiap hari kerja, para imam memimpin Liturgi Setiap Jam pada pukul 07:40, 11:45, dan 17:30. (Waktu Korea) di Katedral Myeongdong di Seoul. Dari jam 10 pagi, mereka berkeliling katedral untuk bertemu dengan umat, dan pada jam 11 pagi, mereka mempersembahkan Ekaristi di katedral.
“Sangatlah berarti bahwa para imam mengadakan Liturgi Setiap Jam, yang dapat dianggap sebagai doa Gereja kami, bersama umat beriman di katedral dengan sepenuh hati,” kata Uskup Agung Chung.
“Selain berdoa, Adorasi Ekaristi selama 30 menit atau satu jam setiap hari juga merupakan salah satu misi Doa Imam,” jelasnya.
Setahun terakhir, paroki-paroki Katolik memulai berdoa dengan inspirasi dari Doa Imam.
“Banyak paroki di Keuskupan Agung Seoul yang menyelenggarakan Jam Suci atau Adorasi Ekaristi, dan gerakan doa dipromosikan melalui doa para imam. Saya berharap ini menyebar lebih jauh lagi,” tambahnya.
Liturgi Setiap Jam bukan merupakan wilayah eksklusif para klerus dan religius, namun merupakan doa seluruh Gereja, tegasnya, seraya menambahkan bahwa “kami ingin mendorong umat beriman untuk berpartisipasi dalam doa pada saat ini ketika kami berupaya mewujudkan sinode Gereja.”
Misi kecil baru Keuskupan Agung Seoul adalah sebuah langkah kecil menuju “Gereja berjalan bersama,” kata prelatus itu.
Ia menambahkan umat beriman dapat memiliki “pengalaman spiritual” dengan berdoa bersama dengan para imam yang dapat menciptakan “peluang baru dalam kehidupan rohani mereka.”
Pastor Laurentius Yoo Seung Rok, direktur Doa Imam, mengatakan Liturgi Setiap Jam adalah “doa dasar Gereja.”
“Ini adalah misi di mana pewartaan sabda dan kehidupan doa lebih ditekankan,” katanya.
“Ini adalah simbol kebersamaan dengan semua orang dalam solidaritas doa.”
Pastor Yoo yang bertemu dengan umat selama satu jam setelah doa pagi dan sore mengatakan, hal itu memiliki arti penting.
“Ini merupakan tanda penting bahwa ada seorang imam yang selalu menyambut umat di katedral Keuskupan Agung sebagai pendamping spiritual mereka,” ujarnya.
Sumber: Korean prayer priests reignite passion for faith