Kardinal George Alencherry dari India menyampaikan belasungkawa atas meninggalnya ilmuwan pertanian dan ahli genetika Monkombu Sambasivan Swaminathan, yang dikenal sebagai “bapak Revolusi Hijau” di India.
“Swaminathan adalah kekuatan visioner di balik Revolusi Hijau India, yang mengubah negara kita dari negara yang kekurangan pangan menjadi negara yang surplus pangan melalui karyanya yang inovatif di bidang genetika,” kata Kardinal Alencherry, kepala Syro Malabar Ritus Timur, yang berbasis di Negara Bagian Kerala, India selatan.
Swaminathan, penerima Penghargaan Ramon Magsaysay (1971) dan Penghargaan Sains Dunia Albert Einstein (1986) meninggal pada usia 98 tahun akibat penyakit yang berkaitan dengan usia di kediamannya di Chennai pada 28 September.
Swaminathan dikenal luas atas penelitiannya mengenai varietas padi, gandum, dan kentang dengan hasil tinggi yang menyelamatkan India dari ambang kelaparan dan kemiskinan.
Revolusi Hijau, yang dipelopori olehnya dan didukung oleh yayasan dan organisasi bantuan yang berbasis di negara-negara Barat, berhasil menghindari bencana kemanusiaan di negara tersebut.
“Pengembangan varietas gandum dan padi dengan hasil tinggi melalui integrasi teknologi kimia-biologis merevolusi produksi pertanian di India,” tambah prelatus itu.
Kardinal Alencherry mengatakan, Swaminathan memastikan India tidak akan lagi menghadapi momok kelaparan.
“Ini adalah warisan Revolusi Hijau,” kata kardinal tersebut.
Swaminathan mengantongi Penghargaan Pangan Dunia yang pertama – penghargaan tertinggi dalam penelitian pertanian – tahun 1987.
Swaminathan berperan penting dalam mendirikan banyak badan penelitian nasional dan global. Ia mengepalai Institut Penelitian Padi Internasional di Filipina, Persatuan Internasional untuk Konservasi Alam, dan Dana Margasatwa Dunia.
Ia juga dikabarkan menerima 84 gelar doktor kehormatan dari sejumlah universitas ternama dunia.
“Warisan Swaminathan akan menginspirasi bangsa ini untuk mencapai tingkatan baru di bidang pertanian dan ketahanan pangan,” kata Kardinal Alencherry.
Pertanian menyumbang hampir 60 persen lapangan kerja di India. Saat ini, negara ini sedang menjalankan misi modernisasi pertaniannya.
Perdana Menteri Narendra Modi melalui X (sebelumnya Twitter) menyampaikan belasungkawa atas wafatnya Swaminathan.
“Saya akan selalu menghargai percakapan saya dengan Dr. Swaminathan. Semangatnya untuk melihat kemajuan India patut dicontoh. Kehidupan dan karyanya akan menginspirasi generasi mendatang,” tulis Modi.
Mantan Perdana Menteri H D Deve Gowda, yang sering memperjuangkan perjuangan petani, berkata, “Saya mendapat banyak manfaat dari nasihatnya dalam banyak kesempatan dan terus berhubungan dengannya hingga saat ini.”
Swaminathan meninggalkan tiga putrinya. Salah satunya, Soumya Swaminathan, menjabat sebagai kepala ilmuwan di Organisasi Kesehatan Dunia tahun 2019 hingga 2022. Istrinya, Mina Swaminathan, meninggal dunia tahun 2021.
Sumber: Cardinal mourns death of Indias top agricultural scientist