UCAN China ucanews.com
UCAN Indonesia

Vatikan ajak umat Katolik di Vietnam menjadi warga negara yang baik

Oktober 2, 2023

Vatikan ajak umat Katolik  di Vietnam  menjadi warga negara yang baik

Umat Katolik menghadiri Misa di gereja Hoi Dong, Provinsi Ha Nam pada 26 September. (Foto: tonggiaophanhanoi.org)


Dalam surat pertamanya kepada umat Katolik di Vietnam, Paus Fransiskus menekankan hubungan bilateral dengan negara komunis Asia tersebut setelah paus mengeluarkan seruan serupa kepada umat Katolik di China bulan lalu.

Dalam suratnya pada 29 September ini, yang ditujukan kepada para uskup, imam, anggota hidup bakti, dan umat beriman di Vietnam, Paus meminta umat Katolik setempat untuk bekerja sama dengan otoritas komunis untuk memberikan kesaksian tentang belas kasih dan cinta Yesus.

Paus menulis surat tersebut setelah Vietnam dan Vatikan mencapai perjanjian penting yang akan mengizinkan perwakilan kepausan untuk tinggal di negara Asia Tenggara tersebut dan membuka kantor untuk pertama kalinya sejak delegasi apostolik terakhir diusir dari negara tersebut tahun 1975.

Perjanjian bersejarah ini ditandatangani ketika Presiden Vietnam Vo Van Thuong bertemu dengan paus pada 27 Juli di Vatikan.

Mencairnya hubungan ini dapat ditelusuri ke kelompok kerja gabungan yang dibentuk tahun 2008.

Sejak tahun 2011, perwakilan kepausan non-residen telah melakukan kunjungan rutin ke Vietnam dari negara tetangganya, Singapura.

“Kedua belah pihak telah mampu bergerak maju bersama-sama dan kemajuan lebih lanjut akan dimungkinkan, dengan mengakui adanya konvergensi dan menghormati perbedaan,” tulis paus dalam suratnya.

“Meskipun masing-masing dari mereka berasal dari latar belakang dan pengalaman hidup yang berbeda, hal ini tidak menghalangi mereka untuk bersama-sama mencari jalan terbaik demi kebaikan rakyat Vietnam dan Gereja.”

Pemerintah Vietnam tidak menoleransi perbedaan pendapat dan hampir 200 aktivis berada di balik jeruji besi di negara itu di mana mereka menghadapi intimidasi, pelecehan, dan pembatasan pergerakan.

Paus mengatakan umat Katolik “dapat memupuk dialog dan menumbuhkan harapan bagi negara kapan pun kondisi yang mendukung pelaksanaan kebebasan beragama diterapkan.”

Gereja di Vietnam terdiri dari 7 juta umat Katolik di 3.000 paroki, 7.700 institusi, dan 11 seminari, dilayani oleh 8.000 imam dan 41 uskup aktif, menurut data resmi pemerintah.

Paus Fransiskus menyampaikan seruan serupa kepada umat Katolik di China selama perjalanan kerasulannya ke Mongolia pada 2 September.

Di ibu kota Mongolia, Ulaanbataar, Paus mengatakan kepada lebih dari 200 umat Katolik yang hadir di sana dari negara Komunis tersebut: “Saya meminta umat Katolik China untuk menjadi umat Katolik yang baik dan warga negara yang baik.”

Kardinal Pietro Parolin, Sekretaris Negara Vatikan, telah menyerukan bentuk dialog permanen yang berbasis di Beijing, dan paus telah mengirim utusan khusus, Kardinal Matteo
Maria Zuppi, untuk menjajaki kemungkinan diakhirinya perang Ukraina oleh Rusia.

Seperti Vietnam, China menganut sistem satu partai, yang dipimpin oleh Partai Komunis. Partai ini menganut komunisme bersama dengan ideologi mendiang Mao Te-Sung, yang menjadi prinsip panduan bagi partai dan negara.

Vatikan tidak memiliki kantor diplomatik di China. Ikatan khusus mereka dapat ditelusuri ke pakta rahasia tahun 2018.

Lima tahun setelah perjanjian tersebut, interaksi dengan Gereja dan China telah meningkat secara signifikan.

Kantor berita Kepausan, Fides, melaporkan bahwa dua uskup China akan menghadiri Sinode tentang Sinodalitas bulan ini.

Menurut pengamat Vatikan, Takhta Suci melihat evolusi hubungan dengan Vietnam sebagai model dialog dengan negara tetangganya China.

Sumber: Vatican takes vietnam route to reach China

 

Jangan lewatkan

Dapatkan info terbaru secara gratis lewat newsletter UCAN Indonesia disini

Podcasts
Donation
© UCAN Indonesia 2023. | Kontak | Tentang | Syarat dan Ketentuan | Privasi