UCAN China ucanews.com
UCAN Indonesia

Kekristenan tetap populer di kalangan warga keturunan Asia-Amerika: survei

Oktober 13, 2023

Kekristenan tetap populer di kalangan warga keturunan Asia-Amerika: survei

Para aktivis aksi anti-afirmatif yang tergabung dalam Koalisi Asia-Amerika untuk Pendidikan  mengadakan protes di luar Gedung Mahkamah Agung Amerika Serikat pada 29 Juni, di Washington, DC. (Foto: Anna Moneymaker/Getty Images via AFP)

 

Kekristenan (agama Katolik dan agama Protestan) tetap menjadi agama yang paling umum di antara warga Amerika keturunan Asia (Asia-Amerika) meskipun secara keseluruhan terjadi penurunan jumlah pemeluk agama-agama tersebut, menurut survei  Pew Research Center (PRC) terbaru.

“Meski terjadi penurunan baru-baru ini, Kekristenan masih menjadi dua agama yang paling banyak dianut di antara keturunan Asia-Amerika,” kata laporan survei yang dirilis oleh PRC pada 11 Oktober.

Menurut laporan tersebut, sekitar 34 persen orang dewasa keturunan Asia-Amerika mengidentifikasi agama mereka sebagai Kristen tahun 2023, turun dari 42 persen tahun 2012.

Di antara responden yang mengaku sebagai orang Kristen, sekitar 17 persen beragama Katolik dan 16 persen beragama Protestan.

Sepersepuluh keturunan Asia-Amerika adalah agama Buddha dan agama Hindu, sementara Muslim dilaporkan berjumlah enam persen.

Kelompok-kelompok agama Asia lainnya termasuk Daois, Jain, Yahudi, dan Sikh berjumlah sekitar empat persen dari seluruh orang dewasa Amerika keturunan Asia.

Enam kelompok asal Asia – China, Filipina, India, Jepang, Korea, dan Vietnam-Amerika – mencakup sekitar 81 persen dari sekitar 7.000 orang keturunan Asia-Amerika yang disurvei.

Survei tersebut juga melakukan survei berbagai kelompok terbesar dalam Kristen, baik Protestan maupun Katolik. Hasilnya menunjukkan penurunan jumlah secara keseluruhan tahun 2023 dibandingkan survei sebelumnya yang dilakukan tahun 2012.

Misalnya, jumlah penganut Protestan menurun menjadi 16 persen tahun 2023 dari 22 persen tahun 2012. Penganut Evangelis yang termasuk dalam subkelompok Protestan juga menunjukkan penurunan menjadi 10 persen dari 13 persen pada periode yang sama.
“Jumlah umat Katolik lebih stabil,” kata laporan itu.

Penganut Katolik dilaporkan menurun dari 19 persen tahun 2012 menjadi 17 persen tahun 2023.

‘Kedekatan’ kelompok Kristen di kalangan keturunan Asia-Amerika

Survei tersebut juga menganalisis bagaimana orang Asia-Amerika mengidentifikasi diri mereka sebagai orang yang “dekat” dengan agama Kristen dan agama Katolik meskipun mereka tidak menganut agama tertentu.

“Banyak orang yang tidak mengidentifikasi diri mereka dengan agama tertentu masih mengatakan mereka menganggap diri mereka dekat dengan tradisi agama atau filosofi yang umum di negara asal mereka,” kata laporan itu.

Sekitar 18 persen orang Asia-Amerika, meski tidak mengidentifikasi diri mereka sebagai orang Kristen, mengatakan mereka merasa “dekat dengan” agama Kristen “selain agama lain” karena alasan seperti latar belakang keluarga atau budaya.

“Jika digabungkan dengan kelompok yang mengaku beragama Kristen, sekitar setengah (51 persen) orang dewasa Asia di Amerika Serikat menyatakan keterkaitannya dengan agama Kristen (Katolik dan Protestan),” kata laporan itu.

Secara total, 40 persen orang dewasa keturunan Asia-Amerika mengungkapkan keterkaitannya dengan satu kelompok atau lebih yang tidak mereka klaim identitas agamanya.

Survei tersebut juga menganalisis bagaimana orang Asia-Amerika mengidentifikasi diri mereka sebagai orang Kristen berdasarkan negara asal mereka.

Orang Amerika keturunan Filipina (74 persen) dan keturunan Korea (59 persen) yang disurvei “sangat mungkin mengatakan agama mereka adalah Kristen,” kata laporan itu.

“Jika digabungkan dengan mereka yang mengatakan mereka merasa dekat dengan agama Kristen selain agama, 90 persen orang Filipina-Amerika menyatakan adanya hubungan dengan agama Kristen, begitu pula 81 persen orang Korea-Amerika,” kata laporan itu.

Laporan tersebut juga menunjukkan sebagian besar orang Filipina-Amerika
beragama Katolik (57 persen). Sementara itu, orang Korea-Amerika lebih cenderung beragama Protestan (34 persen Evangelis dan 12 persen non-Evangelis).

Pentingnya agama di kalangan umat Kristiani

Survei tersebut juga menganalisis pentingnya agama dalam kehidupan orang Amerika keturunan Asia.

Survei tersebut menemukan umat Kristen Asia-Amerika lebih besar kemungkinannya (54 persen) untuk mengatakan agama “sangat penting” bagi mereka, dibandingkan dengan persentase keseluruhan orang Asia- Amerika yang mengatakan hal tersebut.

“Perbedaan terbesar ini disebabkan oleh pandangan kaum Evangelis, yang lebih cenderung mengatakan agama sangat penting bagi mereka dibandingkan umat Kristiani Asia-Amerika lainnya,” kata laporan itu.

Misalnya, sekitar tiga perempat dari kaum Evangelis Asia-Amerika (73 persen) mengatakan hal ini, namun hanya setengah dari umat Katolik Asia-Amerika dan sekitar sepertiga dari umat Protestan Amerika-Asia, yang bukan kaum Evangelis (32 persen), memiliki pandangan seperti itu.

Kehadiran di gereja di kalangan umat Kristiani Asia-Amerika juga menunjukkan pola serupa, kata laporan itu.

Sekitar 55 persen umat Kristiani Asia-Amerika mengatakan mereka pergi ke gereja setidaknya setiap bulan. Angka ini jauh lebih tinggi karena lebih sedikit orang (29 persen) yang melaporkan sering pergi ke tempat ibadah.

Sekitar 74 persen umat Protestan Evangelis mengatakan mereka kemungkinan besar akan menghadiri kebaktian setiap bulan atau lebih.

Sekitar empat dari sepuluh orang Kristen Asia-Amerika (39 persen) mengatakan mereka memiliki altar, tempat suci, atau simbol-simbol keagamaan yang digunakan untuk beribadah di rumah mereka, dan jumlah ini setara dengan orang Asia-Amerika secara keseluruhan (36 persen).

Sumber: Christianity remains popular among Asian-Americans, says survey

 

Jangan lewatkan

Dapatkan info terbaru secara gratis lewat newsletter UCAN Indonesia disini

Podcasts
Donation
© UCAN Indonesia 2023. | Kontak | Tentang | Syarat dan Ketentuan | Privasi