UCAN China ucanews.com
UCAN Indonesia

Dialog Buddha-Katolik menyerukan aksi bersama

Nopember 20, 2023

Dialog Buddha-Katolik menyerukan aksi bersama

Foto ini menunjukkan Paus Fransiskus bersama seorang pemimpin Buddha di Mongolia. (Foto: Vatican News)

 

Sekelompok umat Katolik dan Buddha yang terlibat dalam dialog lintas agama mendesak para penganut agama mereka untuk bekerja sama membawa harapan dan kasih sayang untuk dunia yang bermasalah.

“Di masa-masa sulit ini, kita tidak boleh berputus asa, karena kita sangat yakin bahwa di tengah awan gelap, mereka yang mengakar kuat pada tradisi agama masing-masing dan mau bekerja sama dengan semua orang dapat membawa secercah harapan bagi masyarakat yang putus asa,” kata para perwakilan agama-agama dalam pernyataan akhir mereka yang dirilis pada 16 November.

“Kami percaya bahwa saat ini, lebih dari sebelumnya, kita perlu bekerja sama dan dengan rasa tanggung jawab yang besar,” katanya, seraya menyebutkan tujuh poin “aksi bersama” yang harus diterapkan di wilayah masing-masing.

Pernyataan akhir mereka disampaikan pada akhir Konferensi Buddha-Katolik ketujuh yang diadakan di Bangkok, Thailand, pada 13-16 November.

Konferensi ini diselenggarakan oleh Dikasteri Dialog Antaragama Vatikan bersama dengan Konferensi Waligereja Thailand, dua universitas besar Buddha, sebuah ordo monastik Buddha, Kuil Patung Buddha Berbaring di Bangkok, dan sebuah yayasan Thailand.

Sekitar 150 umat Buddha dan Katolik dari 12 negara di Asia, Inggris dan Takhta Suci mengambil bagian untuk membahas tema, “Karuna and Agape in Dialogue for Healing a Wounded Humanity and the Earth.”

“Dipelihara oleh ajaran spiritual masing-masing, umat Buddha dan Katolik, selama ribuan tahun, telah mengadopsi cara hidup yang penuh kasih untuk mengatasi penderitaan hidup,” kata pernyataan terakhir.

Tujuh aksi bersama yang disepakati para peserta adalah melanjutkan doa, pendidikan, dialog, kerjasama,  menumbuhkan empati dan mendorong inovasi.

“Tidak akan ada perdamaian tanpa dialog. Dialog dapat mencegah kekerasan,” katanya.

“Kelompok ini dapat memobilisasi kelompok agama yang berbeda untuk mencari keadilan dan kebenaran, melindungi planet ini, dan memprotes kerusakannya.”

“Kita perlu menumbuhkan empati terhadap penderitaan orang lain dan lingkungan. Oleh karena itu, kita memerlukan belas kasih dalam pengambilan keputusan politik dan ekonomi,” katanya.

“Kita perlu bekerja sama dengan semua orang: masyarakat sipil, penganut agama lain, personel media, pemerintah, badan-badan internasional, komunitas akademis, dan semua pihak berkepentingan lainnya untuk mendorong dunia yang inklusif,” katanya.

Pernyataan ini juga menyerukan inovasi dalam membuat teks-teks keagamaan dan “pengalaman dan kebijaksanaan selama berabad-abad” relevan dengan dunia saat ini dan dalam upaya ilmiah di kalangan akademisi dan peneliti “dengan tujuan membantu gerakan-gerakan keagamaan untuk mengubah cara mereka memandang, berpikir dan memahami orang lain serta planet ini.”

Sumber: Buddhist christian dialogue calls for shared action

 

Jangan lewatkan

Dapatkan info terbaru secara gratis lewat newsletter UCAN Indonesia disini

Podcasts
Donation
© UCAN Indonesia 2023. | Kontak | Tentang | Syarat dan Ketentuan | Privasi