Kolekte kedua di Gereja Katedral St. Patrick dan banyak gereja Katolik di keuskupan Agung Karachi digunakan untuk membantu korban serangan teroris mematikan di Gereja Bethel Methodist Memorial.
Sedikitnya sembilan orang tewas dan 57 terluka ketika dua pembom menyerbu gereja Kristen yang penuh sesak di kota Quetta Pakistan Barat Daya pada 17 Desember tahun lalu.
Kelompok ISIS mengklaim bertanggung jawab atas pembantaian tersebut.
Dalam sebuah surat yang ditujukan untuk para pastornya, Uskup Agung Karachi Mgr Joseph Coutts mendesak umat beriman untuk tidak melupakan korban serangan dan menolong dengan murah hati kepada mereka yang pada saat ini mengalami masa yang sulit.
“Kehilangan segala-galanya sungguh berada jauh di luar imajinasi kita. Menyaksikan dengan mata kepala sendiri begitu banyaknya korban yang meninggal dan luka-luka dan kerusakan pada properti Gereja, sulit untuk mencari – cari alasan yang meringankan, terutama mereka yang kehilangan orang yang mereka cintai,” kata uskup agung tersebut.
Beliau telah mengirim 300.000 rupee Pakistan (US $ 3.000) kepada umatnya dengan harapan bahwa “sumbangan kecil ini akan sangat membantu masyarakat yang membutuhkan.”
“Saya mengetahui bahwa banyak yang terluka masih terlilit berbagai masalah dan sakit karena kurangnya fasilitas di rumah sakit yang dikelola pemerintah. Sungguh menyedihkan dan saya tahu memerlukan biaya yang sangat mahal untuk mendapatkan perawatan sendiri di rumah sakit swasta,” ujar Uskup Agung Coutts.
Pendeta Simon Bashir, yang mengepalai Gereja Bethel Methodist Memorial, mengatakan bahwa pihaknya masih mencari bantuan dari pemerintah.
“Kami mengalami masa-masa sulit, mereka yang terluka dirundung berbagai masalah dan banyak yang pindah ke rumah sakit swasta lain di Quetta, Karachi dan Multan untuk mendapatkan perawatan yang lebih baik,” katanya.
“Salah satu anggota paduan suara kami saat ini sedang berada dalam perawatan setelah ususnya rusak. Kantong yang mereka gunakan untuk membantu pencernaannya menghabiskan biaya sekitar 1.500 rupee dan harus diganti setiap hari. Anggota paduan suara lainnya menghabiskan biaya 4.000 rupee setiap hari karena mengalami patah tulang kaki.”