UCAN China ucanews.com
UCAN Indonesia

HONG KONG – BAPTISAN MENINGKAT, TAPI PARA PEMIMPIN GEREJA KUATIR JUMLAH UMAT YANG DATANG KE GEREJA MENURUN

Mei 7, 2008

Meskipun Keuskupan Hong Kong kelihatannya terus meningkat dalam baptisan orang dewasa dalam beberapa tahun terakhir, namun para pemimpin Gereja lokal mengatakan bahwa mereka kuatir bahwa umat Katolik yang baru dibaptis itu tidak pergi ke gereja secara teratur.

Menurut vikjen Pastor Dominic Chan Chi-ming, program evangelisasi keuskupan tahun 2003-2005 telah meningkatkan jumlah umat yang menghadiri pelajaran agama di paroki-paroki, sekolah-sekolah Gereja, dan berbagai pusat pelayanan, “yang menunjukkan sedikit ada tuaian” baptisan.

Jumlah baptisan telah meningkat setiap tahun sejak 2004, katanya, dan sekitar 2.800 orang dibabtis pada Paskah tahun ini.

Namun, para pimpinan Gereja mengakui bahwa tidak perginya umat ke gereja secara teratur merupakan satu fenomena di kalangan sejumlah umat Katolik baru.

Penasehat keuskupan, Pastor Lawrence Lee Len, mengatakan kepada UCA News, meskipun dia tidak punya data statistik, dia cukup tahu bahwa umat Katolik baru tidak aktif di paroki. Ini karena rendahnya rasa memiliki terhadap paroki mereka, kurangnya pembinaan yang memadai dan mereka bosan dengan liturgi.

Michelle, yang dibabtis dua tahun lalu, mengatakan kepada UCA News bahwa dia tidak ikut kelompok apapun di Gereja setelah menyelesaikan masa katekumenatnya dan harus bekerja pada hari Minggu, sehingga dia tidak mengikuti Misa setelah dibaptis.

Perempuan itu mengeluh bahwa para katekis yang mempersiapkannya untuk pembaptisan tidak mendorongnya dan rekan-rekan katekumen untuk bergabung dengan kelompok-kelompok paroki sesudah dibaptis. Katanya lagi, hanya sedikit saja yang ikut bina lanjut untuk para baptisan baru seperti dirinya.

Dia menambahkan, dia baru mulai pergi lagi ke gereja setahun setelah dibaptis ketika pacarnya mulai menjadi katekumen.

Celestine Yeung Kwok-fong, yang dibaptis pada Paskah tahun ini, mengatakan kepada UCA News bahwa dia merasa imannya belum kuat, “sebagian karena pembinaan yang kurang dan kurangnya rasa memiliki” dalam Gereja. Dia merasa bahwa pengalaman katekumenalnya hanya memberi “pengetahuan” ketimbang “pembinaan iman.”

Sumber-sumber Gereja mengatakan kepada UCA News bahwa para baptisan baru yang “terlalu sibuk” pada hari Minggu agaknya kurang memiliki dorongan untuk pergi ke gereja.

Menanggapi umpan balik seperti itu, Pastor Lee menekankan pentingnya paroki-paroki menindaklanjuti kegiatan-kegiatan untuk para baptisan baru berikutnya yang 18 bulan lagi akan dibaptis. Dia juga mengusulkan agar umat Katolik yang baru didorong untuk mengikuti organisasi-organisasi Gereja setelah dibaptis, dengan menjelaskan bahwa hal ini akan menolong mereka untuk semakin aktif dalam kehidupan Gereja dan memperdalam pemahaman mereka tentang iman.

Meskipun demikian, yang terpenting bagi baptisan baru adalah cara mereka berdoa. “Kalau tidak, bahkan bertahun-tahun setelah dibaptis, iman mereka tidak akan tumbuh dan berakar,” jelasnya.

Amelia Lau, direktris pusat kateketik keuskupan, mengakui bahwa pembinaan iman pasca-pembaptisan di keuskupan sangat lemah. Akibatnya, para anggota baru Gereja memiliki “pemahaman yang sangat lemah tentang sakramen-sakramen dan kehilangan minat untuk datang ke gereja,” katanya kepada UCA News.

Meskipun dia mengakui bahwa sejumlah umat baru ingin melanjutkan pembinaan. Dia mengatakan bahwa para katekis sering tidak bisa menyediakan waktu yang memadai untuk ini karena mereka harus menangani pelajaran agama untuk para calon baptisan baru.

Lau menganjurkan agar paroki-paroki harus memiliki cukup katekis agar bisa mendampingi para baptisan baru selain sibuk dengan pelajaran agama untuk para calon baptis.

Seorang perempuan katekis paroki yang tidak mau menyebut jatidirinya, mengatakan kepada UCA News bahwa parokinya sekarang berencana untuk memiliki sebuah pendampingan seorang umat paroki dengan seorang katekumen selama setahun setelah katekumen itu dibaptis.

Rencana apapun yang dibuat paroki, para baptisan baru biasanya menekankan bahwa kebersamaan dengan umat Katolik lain akan menjadi suatu faktor penting dalam mendorong mereka untuk terus datang di gereja.

Yeung merasa bahwa menjadi anggota sebuah kelompok paroki akan menjadi “dorongan untuk tetap ada dalam Gereja.”

Michelle mengusulkan agar setiap paroki hendaknya membentuk sebuah kelompok bagi para baptisan baru yang belum bergabung dengan kelompok-kelompok paroki lainnya, sehingga mereka bisa bertemu secara teratur untuk men-sharing-kan pengalaman iman dan kehidupan mereka.

END

Jangan lewatkan

Dapatkan info terbaru secara gratis lewat newsletter UCAN Indonesia disini

Podcasts
Donation
© UCAN Indonesia 2024. | Kontak | Tentang | Syarat dan Ketentuan | Privasi