Umat Katolik di Tianjin berdoa bagi keberhasilan Konferensi Perubahan Iklim PBB yang diselenggarakan di kota mereka di Cina bagian utara.

Dalam berbagai Misa, mereka memohon suatu lingkungan hidup yang lebih baik di tengah pemanasan global yang sedang mengancam.

“Kami umat Katolik secara khusus berdoa semoga konferensi Tianjin ini menghasilkan konsensus nyata untuk mengurangi pemanasan global,” kata Pastor Paul Zhu Lige, seorang imam di Tianjin. Dia mengataka, ini merupakan tanggung jawab setiap individu untuk melindungi lingkungan hidup. “Semua orang di Tianjin harus terlibat dengan mulai irit dalam menggunakan air dan kertas,” katanya.

Pastor Leo Zhang Liang, kepala Paroki Katedral St. Joseph di Tianjin, telah memberi teladan dengan naik kendaraan umum atau mengendarai sepeda. Imam tersebut memuji pemerintah dan Gereja lokal karena berusaha melindungi lingkungan hidup, dengan tindakan nyata seperti seperti menggunakan perangkat hemat air dan memberi subsidi untuk mengganti pemanas yang menggunakan batubara dengan pemanas yang menggunakan listrik di Gereja.

Ini merupakan pertama kalinya Cina menjadi tuan rumah dari konferensi yang dilakukan oleh United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC).

Konferensi 4-9 Oktober tersebut merupakan konferensi yang keempat dan kelompok kerja yang terakhir tahun ini tentang perubahan iklim, sebelum diadakan KTT Cancun 29 November – 10 Desember. Konferensi di Tianjin ini dihadiri oleh 3.000 delegasi dari 194 kelompok dan pengamat terhadap UNFCCC dan Protokol Kyoto, kantor-kantor PBB, lembaga penelitian, dan LSM.

Konferensi kali ini terfokus pada komitmen-komitmen untuk mengurangi emisi hingga tahun 2012 di 37 negara industri yang meratifikasi Protokol Kyoto dan pendekatan-pendekatan terhadap perbaikan iklim global.

Oleh Reporter ucanews.com, Tianjin, Cina