Umat Katolik di sebuah keuskupan agung di Agung Vietnam membantu mencegah HIV di antara para pekerja anak dengan memberikan mereka pendidikan dasar tentang seks, kesetaraan gender, dan kekerasan domestik.

Anna Thi Thuy Duong, 12, meninggalkan rumahnya di Propinsi Dak Lak untuk tinggal bersama kakek-neneknya di Hue. Dia putus sekolah ketika ia berada di kelas enam karena ayahnya selalu mabuk dan memukul ibunya. Kini Thuy menjual apa saja yang bisa dia kumpulkan untuk hidup.

Pada 6 Oktober, komisi Keuskupan Agung Hue mengadakan lokakarya untuk mendidik anak-anak tersebut tentang ketidaksetaraan gender, HIV/AIDS, pendidikan seks, pencegahan kekerasan dalam rumah tangga, dan penyakit menular seksual.

 Thuy adalah salah satu dari 50 anak jalanan dan anak-anak yang menjadi pemulung atau bekerja sebagai buruh yang menghadiri lokakarya tersebut.

 Ketua komisi, Suster Magdalene Nguyen Thi Luiyen dari Tarekat Putri Bunda Maria mengatakan bahwa sebagian besar anak-anak itu adalah mereka yang ditelantarkan, korban kekerasan rumah tangga, anak yang orangtuanya bercerai, atau dari keluarga yang memiliki banyak anak perempuan.

 Suster Luiyen mengatakan anak-anak ini berpendidikan rendah atau buta huruf. Oleh karena itu banyak menderita pelecehan seks dan pemerkosaan, terinfeksi HIV, dan hamil tanpa diinginkan. Banyak keluarga memaksa anak perempuan mereka untuk meninggalkan sekolah dan bekerja untuk menunjang keluarga.

 Media lokal melaporkan bahwa dalam lima tahun terakhir, Vietnam tercatat memiliki lebih dari 4.000 kasus anak korban pelecehan seksual dan 60 persen kasus perkosaan terjadi karena ketidaksetaraan gender.

 Ke depan, komisi Keuskupan Agung Hue tersebut berencana mengadakan lokakarya serupa bagi kaum muda pedesaan.

 Oleh Reporter ucanews.com, Hue, Vietnam