Puluhan ribu orang terdampar akibat gelombang pasang yang menggenangi ribuan rumah di wilayah rendah pesisir Bangladesh.
Distrik-distrik pesisir yang paling rendah paling parah terkena dampak tersebut, yang meneeaskan 17 orang termasuk dua remaja di Dhaka yang tertimpa tembok yang runtuh.
Banyak nelayan masih hilang. Padahal sebelumnya pada 7 Oktober, kantor prakiraan cuaca telah memberi peringatan tentang siklon dan menyarankan agar semua perahu nelayan di Teluk Bengal tetap tinggal di darat.
Ribuan orang dari berbagai distrik pesisir berlindung dari kemungkinan gelombang susulan di berbagai pusat siklon.
Sementara itu, Pastor Pankaj Pereira SJ dari Paroki Shelabunia di Pelabuhan Mongla di Distrik Bagerhat melaporkan bahwa ribuan umat parokinya menjadi korban gelombang tersebut.
“Sedikitnya separuh dari 5.000 umat paroki kami menjadi korban dari bencana gelombang, hujan, dan badai, namun tak seorangpun yang meninggal dunia,” katanya.
“Tempat-tempat milik Gereja termasuk enam pusat dilanda banjir,” tambahnya.
Pastor Pereira mencatat bahwa kehadiran umat dalam Misa Minggu berkurang hampir 50 persen.
“Gelombang pasang dan banjir itu merupakan masalah biasa di paroki tersebut karena lokasinya di daerah pelabuhan,” kata Pastor Pereira, seorang pencinta lingkungan hidup.
“Rumahku ambruk karena hujan dan gelombang pasang,” kata Benjamin Mridha, 40, seorang petani dari Desa Dhangmari.
Oleh Rock Ronald Rozario, Dhaka dan Shakhi Halder, Bagerhat, Bangladesh