UCAN China ucanews.com
UCAN Indonesia

Hadapi defisit, Paus Fransiskus minta para pastor belajar manajemen

Maret 3, 2015

Hadapi defisit, Paus Fransiskus minta para pastor belajar manajemen

 

Pastor Massimo Cavallo kembali ke sekolah setelah berjuang mengurusi pengeluaran, pemasukan, dan pajak. Ia adalah pengelola asrama mahasiswa Katolik di Roma.

Imam berusia  34 tahun itu adalah salah satu dari 26 peserta kursus manajemen pastoral yang diresmikan pada 16 Februari di Universitas Kepausan Lateran bagi mereka yang mengelola sumber daya manusia dan keuangan di paroki, keuskupan dan organisasi lain yang berafiliasi dengan Gereja Katolik.

Kursus 15 bulan ini meliputi topik-topik seperti komunikasi strategis, etika bisnis, dan pemecahan masalah secara kreatif.

Paus Fransiskus juga berusaha  meningkatkan efisiensi dan membersihkan masalah keuangan setelah skandal yang melibatkan Bank Vatikan dan badan administratif Takhta Suci, yang mengelola aset-aset dan kepemilikan keuangan negara Vatikan.

“Mencari dana untuk memenuhi kebutuhan itu tidak mudah,” kata Pastor Cavallo kepada Bloomberg.com, belum lama ini, di luar kantornya yang penuh dengan tumpukan buku-buku teologi, foto-foto dirinya bersalaman dengan Paus Fransiskus dan dua pendahulunya.

Paus Fransiskus telah meningkatkan pengawasan dan mulai melakukan perbaikan sistem keuangan Takhta Suci dengan menunjuk sebuah komisi khusus untuk meneliti kegiatan Bank Vatikan dan memperkuat upaya untuk mematuhi aturan anti pencucian uang.

Dia juga mendirikan sekretariat untuk masalah ekonomi yang berusaha untuk menyatukan pengelolaan beberapa kantor Vatikan yang selama berabad-abad beroperasi secara independen dan dengan sedikit pengawasan.

“Kami rohaniwan, imam jatuh ke dalam perangkap karena kelicikan, kurangnya persiapan, dan kebodohan kami,” kata  Msgr Enrico dal Covolo dalam wawancara di lantai tujuh perpustakaan universitas kepausan, yang berisi lebih dari 500.000 buku dan dokumen.

Pada Maret 2014, Paus Fransiskus mencopot Uskup  Limburg, Jerman, setelah membangun kompleks perumahan baru seharga 31 juta euro (Rp 450 miliar) itu menyebabkan kegemparan di kalangan umat beriman. Tak lama setelah itu, Uskup Agung Atlanta meminta maaf karena membangun sebuah rumah 1,9 juta euro (Rp 27,6 miliar) sebagai kediamannya menggunakan  uang sumbangan.

“Seperti yang diajarkan Injil, kita tidak boleh menyerahkan diri pada kekayaan, kita harus berhati-hati dengan cara yang tepat,” kata Msgr dal Covolo.

Takhta Suci juga berusaha menghadapi kesenjangan anggaran. Melaporkan defisit lebih dari 24 juta euro (Rp 349 miliar) tahun 2013.

Profesor Giulio Carpi, kepala kursus manajemen pastoral universitas, mengatakan kelas pertama padat, menarik bagi pendeta dan staf awam lainnya dari berbagai negara termasuk Italia, Austria, Slovenia, dan India.

“Kami sudah merencanakan kursus lain di musim gugur, yang belum diiklankan, dan 12 orang telah terdaftar untuk yang satu itu,” katanya.

Saat para siswa mencatat di laptop mereka, sejarah memberikan beberapa inspirasi. Pastor Luca Pacioli OFM tersenyum di antara satu slide yang diproyeksikan di kelas. Pastor Pacioli adalah orang pertama yang menggambarkan sistem buku double-entry pembukuan yang dikenal sebagai “metode Venesia” yang digunakan oleh para pedagang di era itu.

Buku terbitan tahun 1494 miliknya, Summa de Arithmetica, geometria, proportioni et proportionalita, atau Koleksi Pengetahuan dari Aritmatika, Geometri, Proporsi, dan Proporsionalitas, dianggap sebagai dasar akuntansi modern.

Pastor Cavallo mengatakan prinsip-prinsip manajemen dapat membantunya mengatasi iklim ekonomi sulit saat ini.

“Dalam beberapa tahun terakhir lingkungan telah berubah,” katanya. “Jadi perlu pemerlengkapan dari sudut pandang ini. Tidak hanya mendesak, tetapi penting.” (bloomberg.com)

 

Jangan lewatkan

Dapatkan info terbaru secara gratis lewat newsletter UCAN Indonesia disini

Podcasts
Donation
© UCAN Indonesia 2024. | Kontak | Tentang | Syarat dan Ketentuan | Privasi