UCAN China ucanews.com
UCAN Indonesia

Dengarkan tangisan Pangeran Damai yang baru lahir, kata paus pada hari Natal

Desember 27, 2022

Dengarkan tangisan Pangeran Damai yang baru lahir, kata paus pada hari Natal

Paus Fransiskus menyampaikan berkat Natal Urbi et Orbi di Lapangan Santo Petrus di Vatikan pada 25 Desember 2022. (Foto: AFP)

Dengan kelahiran Yesus, Tuhan menjadi manusia untuk berbagi suka dan duka, harapan dan ketakutan semua orang, terutama orang miskin dan mereka yang hidup sehari-hari di tengah kondisi berbahaya, kata Paus Fransiskus dalam pesan Natalnya.

“Dia datang sebagai anak yang tak berdaya. Dia lahir di malam yang dingin, miskin di antara orang miskin. Sungguh Dia membutuhkan segalanya, Dia mengetuk pintu hati kita untuk menemukan kehangatan dan perlindungan,” kata paus pada 25 Desember sebelum memberikan pidatonya dalam berkat “urbi et orbi” (untuk kota dan dunia).

Puluhan ribu orang berkumpul di Lapangan Santo Petrus di bawah langit  cerah untuk berkat dan pesan paus, ia mengajak orang-orang untuk tidak terlalu memperhatikan hadiah dan lebih banyak berdoa, terutama untuk Ukraina dan tempat-tempat lain di mana perang dan konflik  menantang pewartaan para malaikat tentang “perdamaian di bumi.”

“Marilah kita tinggalkan rona dan hiruk pikuk yang mematikan hati kita dan membuat kita menghabiskan lebih banyak waktu dalam mempersiapkan dekorasi dan hadiah daripada merenungkan peristiwa besar: Putra Allah lahir untuk kita,” kata Paus Fransiskus kepada orang-orang di lapangan itu dan mereka yang mendengarkan melalui radio atau menonton di televisi atau online.

“Saudara dan saudari,” katanya kepada mereka, “marilah kita mengalihkan pandangan kita ke Betlehem dan mendengarkan tangisan pertama dari Raja Damai. Karena Yesus adalah damai sejahtera kita.”

Inkarnasi, sengsara, kematian dan kebangkitan Yesus “membuka jalan dari dunia yang tertutup dan tertindas oleh bayang-bayang gelap permusuhan dan perang, ke dunia yang terbuka dan bebas untuk hidup dalam persaudaraan dan perdamaian,” kata paus.

Untuk mengikuti jalan damai Yesus, katanya, “kita harus melepaskan diri dari beban yang membebani kita dan menghalangi jalan kita,” hambatan yang sama yang mencegah Raja Herodes menyambut kelahiran Yesus: “keterikatan pada kekuasaan dan uang, kesombongan, kemunafikan, dan kepalsuan.”

Dalam “wajah kecil dan polos” bayi Yesus yang terbaring di palungan, dia mendesak, “mari kita lihat wajah semua anak di mana pun di dunia ini, merindukan perdamaian.”

Dalam pesan Natal ke-10 sebagai paus, Paus Fransiskus mengecam “kelaparan perdamaian yang parah” di seluruh dunia.

Dia mulai dengan Ukraina, berdoa bagi mereka yang merayakan Natal “dalam kegelapan dan kedinginan, jauh dari rumah mereka karena kehancuran yang disebabkan oleh perang selama 10 bulan.”

Paus mendesak orang-orang untuk terus bermurah hati dalam memberikan sumbangan dan menyambut orang-orang yang terlantar akibat pertempuran.

Utusanya, Kardinal Konrad Krajewski, menghabiskan Natal di Ukraina, mengirimkan generator dan pakaian hangat serta bantuan lainnya atas nama paus.

Semoga Tuhan “menerangi pikiran mereka yang memiliki kekuatan untuk membungkam gemuruh senjata dan segera mengakhiri perang yang tidak masuk akal ini,” doanya.

Sementara itu Ukraina mendominasi berita, Paus Fransiskus juga berdoa untuk perdamaian di Suriah, Yaman, Myanmar, dan di seluruh wilayah Sahel di Afrika.

Beralih ke Tanah Suci, “di mana kekerasan dan konfrontasi meningkat dalam beberapa bulan terakhir, membawa kematian dan luka di belakang mereka,” dia berdoa agar “di sana, di tanah yang menjadi saksi kelahirannya, dialog dan upaya  membangun rasa saling percaya antara orang Israel dan Palestina dapat dilanjutkan.”

Di Lebanon, di mana krisis ekonomi dan politik berlanjut, paus berdoa agar negara itu “segera pulih dengan bantuan komunitas internasional dan dengan kekuatan yang lahir dari persaudaraan dan solidaritas.”

Di Amerika Tengah dan Selatan, di mana “ketegangan politik dan sosial” berlanjut di beberapa negara, paus berdoa agar terang Kristus menginspirasi para pemimpin politik dan semua orang yang berkehendak baik.

Paus Fransiskus meminta agar orang-orang memperhatikan “semua orang, terutama anak-anak yang kelaparan  dan sumber daya dihabiskan untuk senjata.”

Akibat perang Rusia melawan Ukraina, katanya, pemasok utama biji-bijian bagi dunia, membuat seluruh negara terancam kelaparan.

Sayangnya, katanya, seperti 2000 tahun lalu, “Yesus, terang sejati, datang ke dunia yang sakit dengan ketidakpedulian – penyakit yang mengerikan – dunia yang tidak menyambutnya dan bahkan menolaknya atau mengabaikannya, seperti yang sering kita lakukan terhadap orang miskin.”

Paus Fransiskus berdoa agar Natal ini “semoga kita tidak melupakan banyak orang terlantar dan pengungsi yang mengetuk pintu kita untuk mencari kenyamanan, kehangatan dan makanan. Biarkan kita  tidak lupa mereka yang termarginal, yang hidup sendirian, yatim-piatu, lansia, dan tahanan.”

Sumber: Listen to the cries of the newborn prince of peace, pope says on Christmas

 

Jangan lewatkan

Dapatkan info terbaru secara gratis lewat newsletter UCAN Indonesia disini

Podcasts
Donation
© UCAN Indonesia 2024. | Kontak | Tentang | Syarat dan Ketentuan | Privasi