UCAN China ucanews.com
UCAN Indonesia

MEP ‘bangga’ dengan proses beatifikasi untuk pendirinya di Vietnam

Nopember 1, 2023

MEP ‘bangga’ dengan proses beatifikasi untuk pendirinya di Vietnam

Pastor Vincent Sénéchal (kiri) dan Pastor Balthazar Castelino menyerahkan relikwi Uskup François Pallu kepada Uskup Agung Hanoi Mgr. Joseph Vu Van Thien pada 28 Oktober. (Foto: tonggiaophanhanoi.org)

 

Serikat Misi Asing Paris (MEP) yang berbasis di Prancis telah menyatakan kebahagiaan dan kebanggaannya atas Vietnam yang memulai proses beatifikasi salah satu pendirinya, Uskup François Pallu.

“Kami sungguh bangga melihat Gereja di Vietnam membuka upaya kanonisasi Uskup Pallu, dan hal ini membuat kami senang,” kata Pastor Vincent Sénéchal, pemimpin umum MEP.

Pastor Vincent dan wakilnya, Pastor Balthazar Castelino, menghadiri pembukaan resmi penyelidikan keuskupan oleh Keuskupan Agung Hanoi pada 29 Oktober.

Para anggota MEP yang berkunjung telah menyerahkan relikwi Uskup Pallu kepada Uskup Agung Hanoi Mgr. Joseph Vu Van Thien.

Pastor Vincent menggambarkan pembukaan beatifikasi Uskup Pallu sebagai “suatu peristiwa yang penuh kegembiraan bagi masyarakat kita.”

“Kami akan menawarkan dokumen sejarah Gereja lokal yang relevan dengan penyelidikan,” tambahnya.

Pastor Vincent mengatakan Gereja di Vietnam sudah ada sebelum komunitasnya didirikan tahun 1658. Uskup Pallu dan misionaris MEP lainnya datang untuk mengintegrasikan Gereja lokal dan mendidik para imam pribumi.

Di sinilah, untuk pertama kalinya, Vietnam, bekas jajahan Prancis, memulai perjuangkan  seorang misionaris menjadi orang kudus.

Uskup pertama MEP, Uskup Pallu dan Uskup Lambert de la Motte, masing-masing ditugaskan untuk memimpin Keuskupan Dang Ngoai dan Keuskupan Dang Trong tahun 1659.

Keuskupan Agung Hanoi dan 10 keuskupan lain di wilayah utara menganggap Dang Ngoai sebagai keuskupan induknya.

Pastor Vincent, 51, yang sebelumnya bekerja di negara tetangga Kamboja selama sembilan tahun, mengatakan proses beatifikasi Uskup Pallu menunjukkan bahwa “Gereja Katolik bersifat universal dan masyarakat setempat mengakui bahwa mereka menerima iman Katolik dari para misionaris asing.”

Ia mengatakan hal ini seperti Gereja di Prancis yang menerima Kabar Baik dari misionaris Yunani, St. Irenaeus.

Pakar Teologi Kitab Suci ini mengatakan bahwa menghormati para misionaris asing berarti “mendorong evangelisasi dan membagikan iman kita kepada mereka yang belum mengetahui tentang kasih ilahi.”

Pastor Vincent mengatakan masyarakatnya dan Gereja di Vietnam telah memelihara hubungan yang kuat sejak lama.

Ia mengatakan lebih dari 1.200 dari 4.300 misionaris MEP melayani keuskupan di Vietnam hingga tahun 1975 dan banyak yang menghadapi penganiayaan berat pada abad ke-17, 18, dan 19.

Di antara mereka adalah martir, Pastor Jean Théophane Vénard (1829-1860), yang dipenggal kepalanya di paroki Cua Bac di Hanoi.

Dari 117 martir Vietnam, 10 adalah anggota MEP.

Pastor Vincent mengatakan komunitas tersebut tidak lagi aktif di Vietnam, karena Gereja lokal telah berkembang pesat.

Namun MEP tetap memberikan pembinaan imam bagi mahasiswa Vietnam, tambahnya.

Menurut Gereja lokal, perkumpulan misionaris Prancis telah mensponsori ratusan imam dan religius untuk belajar teologi, filsafat, hukum kanonik dan ilmu-ilmu sosial di Institut Catholique de Paris (Universitas Katolik Paris) selama tiga dekade terakhir.

Sekitar 20 lulusannya telah menjadi uskup dan uskup agung, sementara yang lain mengajar di seminari, memimpin jemaat dan memegang posisi penting di Gereja lokal.

Sumber: MEP takes pride in Vietnam beatification bid for founder

 

Jangan lewatkan

Dapatkan info terbaru secara gratis lewat newsletter UCAN Indonesia disini

Podcasts
Donation
© UCAN Indonesia 2024. | Kontak | Tentang | Syarat dan Ketentuan | Privasi