Para uskup Katolik di Filipina berupaya memohon bantuan Tuhan akibat gelombang panas ekstrem yang melanda negara itu, dengan menginstruksikan umat mereka untuk menyampaikan doa khusus memohon hujan dan suhu yang lebih rendah.
Meningkatnya suhu telah memaksa pemerintah untuk menutup puluhan ribu sekolah di negara itu selama sepekan terakhir.
Kekeringan akibat El Nino yang meluas yang dimulai awal tahun ini semakin memperparah masalah ini, dengan merusak hasil pertanian senilai 5,9 miliar peso (103 juta dolar AS) sejauh ini, menurut Departemen Pertanian.
Konferensi Waligereja Filipina mengeluarkan “Oratio Imperata,” yang menginstruksikan paroki-paroki di negara mayoritas Katolik tersebut untuk berdoa memohon pembebasan dari bencana selama Misa, menurut teks yang dilihat oleh AFP pada 4 Mei.
“Kami dengan rendah hati berdoa kepada-Mu ya Tuhan untuk memberi kami hujan akibat panas ekstrem yang menimpa umat Anda saat ini, mengganggu aktivitas mereka dan mengancam kehidupan dan penghidupan mereka,” demikian bunyi doa tersebut.
“Kirimkan kami hujan ya Tuhan untuk mengisi kembali sumber air kami yang semakin menipis, mengairi sawah kami, mencegah kekurangan air dan listrik, serta menyediakan air untuk kebutuhan sehari-hari kami.”
Suhu tertinggi 38,8 derajat Celsius tercatat di ibu kota Manila pada 27 April, memaksa penutupan lebih dari 47.000 sekolah selama dua hari.
Hampir 8.000 sekolah masih ditutup hingga 3 Mei, kata departemen pendidikan, sementara suhu tertinggi di negara itu tercatat sebesar 38,2C di Pulau Mindoro di selatan Manila.
Sumber: Filipino bishops instruct flock to pray for rain