UCAN China ucanews.com
UCAN Indonesia

Kolaborasi Gereja Korea-Bangladesh mendidik para calon imam

Juni 14, 2023

Kolaborasi Gereja Korea-Bangladesh mendidik para calon imam

Denish Rongdi, seorang frater dari Bangladesh, kini belajar filsafat dan teologi di Universitas Katolik Suwon di Korea Selatan. (Foto: Facebook)

Kolaborasi di antara Gereja Korea Selatan dan Gereja Bangladesh untuk memberikan pembinaan dan pendidikan imamat kepada para frater dari negara Asia Selatan dipuji karena mempromosikan panggilan imamat selama bertahun-tahun.

Denish Rongdi dan Urban Chiran, keduanya adalah etnis Garo dari Keuskupan Mymensingh yang mayoritas suku di Bangladesh, saat ini keduanya sedang  belajar filsafat dan teologi di Universitas Katolik Suwon.

Rongdi dan Chiran tiba di Keuskupan Suwon tahun 2021 setelah keuskupan tersebut bersedia untuk mendidik para frater ini yang berasal dari Gereja kecil di Bangladesh yang mayoritas Muslim, demikian laporan Catholic Peace Broadcasting Corporation of Korea (CPBC) pada 12 Juni.

Mereka mengatakan iman Katolik dari orang tua mereka mengilhami mereka untuk bergabung dengan pembinaan imamat dan pengalaman mereka di Korea “mengubah hidup” meskipun ada tantangan.

Rongdi mengatakan belajar filsafat dan teologi dalam Bahasa Korea bukanlah tugas yang mudah.

“Itu sulit. Terkadang di kelas, agak sulit untuk memahami kata-kata yang tidak Anda ketahui atau hal-hal yang tidak Anda ketahui,” katanya kepada CPBC.

Chiran di sisi lain berusaha keras untuk mendapatkan pengetahuan yang dia butuhkan.

“Saya bekerja keras dan harus belajar keras,” katanya.

Kedua frater dari Bangladesh itu didukung dan didanai melalui Asosiasi Beasiswa Ahn Jung-Geun di Korea.

Sejak tahun 2002, beberapa frater dari Bangladesh telah belajar di seminari Korea, menjadi imam, dan sekarang melayani di dalam dan luar negeri, kata sumber-sumber Gereja.

Kolaborasi tersebut mendapat momentum ketika Uskup Agung Korea Paul Tschang In-Nam menjabat sebagai Duta Besar Vatikan untuk Bangladesh (2002-2007).

Rongdi dan Chiran, benih terbaru, telah memuji keluarga mereka atas panggilan imamat mereka.

“Keluarga saya adalah orang Katolik taat  dimulai dari kakek nenek saya. Jadi, saya juga pergi ke gereja bersama orang tua saya,” kata Rongdi.

Chiran mengatakan bahwa dia telah mempraktikkan imannya “dengan sangat mantap” sejak dia masih kecil dan banyak imam yang dia lihat mengilhami dia untuk bergabung dengan seminari.

“Ketika saya melihat para imam, saya pikir saya harus menjadi  seperti mereka,” katanya.

Di Korea Selatan, Kristen adalah agama terorganisir yang paling banyak diikuti dan diperkirakan memiliki 5,6 juta umat Katolik.

Sebaliknya, orang Kristen di Bangladesh, kebanyakan Katolik, berjumlah sekitar 600.000 dari populasi lebih dari 165 juta.

Sekitar 400.000 umat Katolik tersebar di delapan keuskupan di seluruh negara Asia Selatan dan sekitar setengah dari mereka berasal dari kelompok etnis.

Terlepas dari status minoritas mereka, orang Kristen dipuji oleh agama lain atas kontribusi mereka pada sektor pendidikan, kesehatan, dan pembangunan sosial.

Kemunculan dan pertumbuhan umat Katolik di tempat yang sekarang menjadi Bangladesh dikaitkan dengan penginjilan misionaris Eropa dan Amerika selama lima abad terakhir.

Gereja Katolik Bangladesh menandai peringatan 500 tahun kedatangan Katolik tahun 2018.

Chiran berharap dia bisa berbuah dalam pelayanannya seperti para pendahulunya.

“Akulah pokok anggur; kamu adalah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia akan menghasilkan banyak buah. (Yohanes 15:5)” katanya, mengutip ayat Alkitab favoritnya.

Keduanya berharap dapat mendukung umat Katolik di Bangladesh dengan cara mereka masing-masing.

“Ketika saya bekerja di paroki, saya mendengar banyak cerita dari umat dan masalah mereka, jadi saya ingin menjadi imam atau pastor,” kata Rongdi.

Chiran di sisi lain ingin “mengajar para seminaris”.

Kedua frater itu diharapkan menerima tahbisan diakon mereka tahun 2026 yang memungkinkan mereka membantu para imam dan uskup dalam pelayanan mereka.

Mereka dijadwalkan akan ditahbiskan menjadi imam di Bangladesh tahun 2027.

Sumber: Korea-Bangladesh church collaboration nurtures future priests

 

Jangan lewatkan

Dapatkan info terbaru secara gratis lewat newsletter UCAN Indonesia disini

Podcasts
Donation
© UCAN Indonesia 2024. | Kontak | Tentang | Syarat dan Ketentuan | Privasi