UCAN China ucanews.com
UCAN Indonesia

Junta Myanmar tangkap kembali seorang pendeta Gereja Baptis

April 19, 2024

Junta Myanmar tangkap kembali seorang pendeta Gereja Baptis

Dr. Hkalam Samson bersama keluarganya usai keluar dari penjara pada 17 April. (Foto: File)

 

Seorang pendeta Baptis terkemuka di Myanmar telah ditahan hanya beberapa jam setelah ia dibebaskan dari penjara berdasarkan amnesti, menurut sumber Gereja Baptis.

Dr. Hkalam Samson, mantan ketua Konvensi Baptis Kachin (KBC), termasuk di antara 100 tahanan politik dari 3.303 tahanan yang dibebaskan pada 17 April untuk memperingati Tahun Baru negara yang dilanda perang saudara.

“Satu-satunya hal yang jelas adalah bahwa militer takut akan kehebatan organisasi dan komitmen Samson terhadap kebebasan beragama dan berkeyakinan, dan melihatnya sebagai ancaman terhadap upaya mereka untuk mengendalikan Negara Bagian Kachin,” kata Phil Robertson, wakil direktur Human Rights Watch divisi Asia, kepada UCA News pada 19 April.

Pihak berwenang setempat mendatangi rumahnya di Myitkyina, ibu kota Negara Bagian Kachin, sekitar jam 9 malam pada 17 April dan menahannya.

Sebelumnya pada hari itu, keluarga dan anggota KBC menyambutnya setelah dia dibebaskan dari penjara.

“Kami sedang mencari informasi terkini agar dia bisa dibebaskan karena kami terkejut dengan penangkapan kembali tersebut,” kata seorang sumber Gereja yang tidak mau disebutkan namanya.

Istri pendeta dan anggota Kelompok Penciptaan Pembicaraan Damai yang berbasis di Kachin juga ditahan.

Robertson mengatakan organisasi-organisasi internasional harus berbicara secara terbuka untuk menuntut “pembebasan segera dan tanpa syarat terhadap Pdt. Samson, isterinya dan teman-temannya.”

“Kami telah berdoa untuk pendeta dan keluarganya,” kata KBC dalam pernyataannya pada 18 April.

Masih belum jelas mengapa pendeta tersebut ditangkap kembali oleh junta, yang menggulingkan pemerintahan sipil pada Februari 2021.

Pendeta tersebut tampaknya mengalami penurunan berat badan setelah 16 bulan berada di balik jeruji besi, menurut KBC.

Lebih dari 26.500 orang telah ditangkap sejak militer merebut kekuasaan, menurut Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik.

Samson awalnya ditangkap di Bandara Internasional Mandalay pada 4 Desember 2022, saat dalam perjalanan ke Thailand untuk pemeriksaan kesehatan.

Dia berperan penting dalam mengatur operasi penyelamatan setelah serangan udara oleh junta di sebuah festival musik, yang diselenggarakan oleh pemberontak di A Nang Pa, sebuah desa di Negara Bagian Kachin, pada Oktober 2022.

Pendeta tersebut menjadi duri di pihak militer tahun 2019 ketika dia memberi tahu mantan presiden AS, Donald Trump, tentang penindasan terhadap kelompok minoritas, termasuk umat Kristen, di Myanmar.

Dia termasuk di antara kelompok terpilih dari 17 negara yang diundang oleh pemerintah AS untuk bertemu Trump.

Amerika Serikat menyebut Samson sebagai “seorang tokoh agama terkemuka dan dihormati karena menganjurkan kebebasan beragama”.

Militer secara teratur menargetkan Negara Bagian Kachin, wilayah berpenduduk 1,7 juta orang dengan populasi Kristen yang signifikan, termasuk 116.000 umat Katolik.

Myanmar diperkirakan memiliki populasi 53,5 juta orang dan 87,9 persen di antaranya beragama Buddha, sementara 6,2 persen beragama Kristen.

Sumber: Myanmar’s junta re-arrests baptist pastor

 

Jangan lewatkan

Dapatkan info terbaru secara gratis lewat newsletter UCAN Indonesia disini

Podcasts
Donation
© UCAN Indonesia 2024. | Kontak | Tentang | Syarat dan Ketentuan | Privasi