UCAN China ucanews.com
UCAN Indonesia

Aktivis Gereja beri terapi di Penjara Cebongan

Maret 27, 2013

Aktivis Gereja beri terapi di Penjara Cebongan

 

Para aktivis gereja di Daerah Istimewa Yogyakarta memberikan terapi untuk menghilangkan trauma bagi para tahanan dan narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Cebongan, Sleman.

Sebanyak 45 umat Kristiani setiap hari mengikuti siraman rohani dari pendeta. Dari 45 warga binaan itu, ada dua tahanan yang melihat langsung pembunuhan empat tahanan pada Sabtu, 23 Maret dinihari.

“Kami gabungan dari gereja-gereja yang ada di Yogyakarta. Mulai hari ini hingga tiga minggu ke depan ada kegiatan penghuni LP untuk mengikuti terapi psikologi,” kata Pendeta Rima Matruti dari Gereja Kristen Jawa (GKJ) Gejayan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Selasa, 26 Maret 2013, seperti dilansir Tempo.co.

Pasca-penyerangan gerombolan bersenjata di LP kelas II B di Dusun Bedingin, Sumberadi, Mlati, Sleman, itu kondisi psikologi tahanan maupun narapidana sangat tertekan.

Menurut Pendeta Rima, wajah-wajah para tahanan yang ditemuinya juga terlihat stres, shock, dan ketakutan. Terapi yang diberikan selain siraman rohani, ibadah, menyanyi, juga diberikan permainan-permainan yang menarik (joy game). Juga para tahanan yang paling berat terguncang psikologinya diberikan perhatian khusus untuk konseling.

Selain para warga binaan, para sipir yang berjaga saat terjadinya penyerangan juga diberi terapi dengan program trauma healing. Secara kejiwaan, mereka terguncang.

Peristiwa mengerikan saat penyerangan itu memang menyisakan trauma dan ketakutan pada tahanan atau narapidana. Sebab, ada yang menyaksikan langsung, ada pula yang berada di sel lain, tetapi diintimidasi dan mendengar suara tembakan.

Penyerangan brutal itu mengakibatkan empat tahanan tewas mengenaskan dengan luka tembak. Sebab, tersangka penganiayaan yang berakibat kematian Sersan Satu Heru Santoso, anggota Den Intel Kodam IV/Diponegoro itu.

Para tersangka yang dibunuh itu adalah Hendrik Angel Sahetapi alias Deki, 31 tahun, Yohanes Juan Mambait (38), Gameliel Yermianto Rohi Riwu alias Adi (29), dan Adrianus Candra Galaja alias Dedi (33).

Bagi yang beragama Islam, juga dilakukan siraman rohani setiap hari dan lebih intensif lagi di masjid dalam LP.

Menurut Aris Bimo, Kepala Bagian Tata Usaha dan Humas Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Sleman, sampai hari keempaat pasca-kejadian, ada tahanan yang belum bisa makan karena trauma dan shock mencium dan melihat korban serta darah berceceran.

“Kami juga bekerja sama dengan universitas di Yogyakarta untuk trauma healing di LP,” kata dia.

Foto: kompas.com

Jangan lewatkan

Dapatkan info terbaru secara gratis lewat newsletter UCAN Indonesia disini

Podcasts
Donation
© UCAN Indonesia 2024. | Kontak | Tentang | Syarat dan Ketentuan | Privasi