UCAN China ucanews.com
UCAN Indonesia

Lapindo terlantarkan perempuan dan anak-anak

Juni 1, 2010

Lapindo terlantarkan perempuan dan anak-anak

Para aktivis saat berdemo di depan istana negara

Beberapa LSM di Jakarta meminta pemerintah untuk segera memperhatikan kehidupan para wanita dan anak-anak yang kehilangan tempat tinggal akibat lumpur Lapindo, yang mulai menyebur sejak tahun 2006 silam.

Banyak perempuan di daerah yang terkena lumpur terpaksa bekerja sebagai pelacur dan tukang ojek untuk menafkahi keluarga mereka pasca-bencana tersebut.

Anak-anak juga terpaksa keluar dari sekolah untuk membantu orang tua mereka, kata Slamet Daroyani saat rali tanggal 29 Mei lalu di depan istana negara.

Lumpur panas menyembur dari sumur gas alam yang dioperasikan perusahaan pengeboran minyak PT. Lapindo Brantas, di Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo.

Pemerintah telah memutuskan lokasi lumpur tersebut sebagai wilayah bencana alam.

Para aktivis yang mewakili 13 LSM di Jakarta melakukan demo untuk mendesak pemerintah memberikan perhatian serius terhadap jeritan anak-anak dan wanita yang menjadi korban Lapindo.

Lebih dari 500 anak mengikuti pelajaran di sekolah pada saat bencana ini mulai. Namun sekarang hanya 30 orang anak yang pergi ke sekolah, kata Daroyani, selaku koordinator protes tersebut.

Semburan telah menggenangi 620 hektare tanah, 12 desa dan 24 pabrik. Lebih dari 30.000 warga desa kehilangan tempat tinggal. Hingga saat ini, diperkirakan sekitar 70.000 meter kubik lumpur tersemburkan setiap hari.

“Kami sangat berharap pada kemauan politik dan kebaikan Presiden Yudhoyono,” kata Daroyani.

“Kami sudah melakukan riset, dan kebanyakan korban adalah ibu-ibu,” kata Pastor A. Luluk Widyawan dari Paroki St. Maria Menerima Kabar dari Malaikat di Sidoarjo.

Paroki tersebut telah membantu para korban dengan mendistribusikan bantuan dan memberikan akomodasi, tambahnya.

Konradus Epa, UCA News, Jakarta

Jangan lewatkan

Dapatkan info terbaru secara gratis lewat newsletter UCAN Indonesia disini

Podcasts
Donation
© UCAN Indonesia 2024. | Kontak | Tentang | Syarat dan Ketentuan | Privasi