UCAN China ucanews.com
UCAN Indonesia

Keuskupan Pontianak dan WHO berantas malaria

Juni 2, 2010

Keuskupan Pontianak dan WHO berantas malaria

Lokasi rumah warga di Kalimantan Barat jauh dari jangkauan tim medis

Keuskupan Agung Pontianak menjalin kerjasama dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam memberantas penyakit malaria, melalui program Global Fund for AIDS, Tuberculosis and Malaria (GFATM).

Gereja Katolik terdorong bekerjasama dengan WHO karena sasaran kegiatan adalah masyarakat terpencil di pedalaman, dengan fasilitas infrastruktur dan kesehatan yang sangat memprihatinkan.

“Umat Katolik lebih banyak tersebar di kawasan pedalaman, hidup sekitar hutan yang masih berawa yang menjadi tempat berkembangbiak nyamuk,” kata Uskup Agung Pontianak Mgr Herculanus Hieronymus Bumbun OFM Cap kepada UCA News, Minggu, 30 Mei lalu.

Namun target pelayanan adalah masyarakat luas, bukan hanya Katolik, di seluruh wilayah Propinsi Kalimantan Barat yang dihuni sekitar 4,1 juta jiwa, lanjut Mgr  Bumbun.

Program ini mencakup penyuluhan hidup sehat, pemberian kelambu dan obat-obatan yang direkomendasikan WHO.

Di tempat terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Propinsi Kalimantan Barat, Subuh, mengatakan, pada Minggu 14 Februari 2010, Kepala Dinas Kesehatan Propinsi Kalimantan Barat, menandatangani Memorandum of Understanding dengan Departemen Kesehatan di Jakarta, terkait program pemberantasan malaria yang dibiayai GFATM.

GFATM memberikan dana sebesar $12 juta ke Kalimantan Barat. Bantuan serupa diberikan kepada 9 provinsi lain di Indonesia.

“Kerjasama GFATM dan Keuskupan Agung Pontianak, memang atas sepengetahuan Pemerintah Propinsi Kalimantan Barat,” kata Subuh.

Menurut dia, penyebaran penyakit malaria di Kalbar sudah masuk kategori endemik, selain TBC, demam berdarah, Human Immunodeficiency Virus (HIV), filariasis (kaki gajah) dan infeksi saluran pencernaan.

Penyebaran malaria paling parah terjadi Kecamatan Pulau Maya Karimata, Kabupaten Kayong Utara (KKU), yang sebagian besar terdiri dari hutan mangrove.

Dari tiap seribu pasien dirawat tiap bulan di Kecamatan Pulau Maya Karimata, 70% di antaranya positif menderita penyakit malaria. Banyak dari mereka baru meminta perawatan medis setelah dalam stadium empat, sehingga nyawanya tidak bisa ditolong lagi, lanjut Subuh.

Kegiatan resmi akan dimulai 1 Juli mendatang, sedangkan proses perekrutan tenaga medis sudah dimulai sejak bulan April untuk masa kerja selama lima tahun.

Dismas Aju, reporter UCA News, Pontianak

Jangan lewatkan

Dapatkan info terbaru secara gratis lewat newsletter UCAN Indonesia disini

Podcasts
Donation
© UCAN Indonesia 2024. | Kontak | Tentang | Syarat dan Ketentuan | Privasi