UCAN China ucanews.com
UCAN Indonesia

Setelah lama putus sekolah, kini pendidikan bisa dinikmati kembali

Juli 6, 2012

Setelah lama putus sekolah, kini pendidikan bisa dinikmati kembali

 

Babyruth Asistol bekerja sebagai pembantu rumah tangga di Paranaque City. Pada Sabtu, hari liburnya, ia berjalan sekitar 30 km ke Quezon City,   jauh dari Manila, di mana dia menghadiri kelas sekolah dasar.

Sekarang ia sudah berusia 23 tahun.  Ia memulai pendidikannya lagi karena sebelumnya ia hanya mencapai kelas II SD. “Kemiskinan dan putus hubungan dengan keluarga tak menghalangi saya untuk belajar,” katanya. “Majikan saya adalah orang yang mendorong saya sekarang, jadi saya bisa memiliki kehidupan yang lebih baik.”

Babyruth adalah salah satu dari 267 siswa berusia 15 tahun ke atas yang terdaftar di Commonwealth Elementary School (Sekolah Dasar Commonwealth), dalam program pemerintah berjudul Back to School for Out-of-School Adults.

Program ini merupakan bagian dari Sistem Belajar Alternatif Departemen Pendidikan, yang bertujuan untuk memberikan kesempatan kedua bagi orang miskin yang putus sekolah.

“Kelas ini diikuti oleh para siswa yang berusia hingga 60 tahun,” kata Alice Labilles, asisten utama di sekolah itu. “Kebanyakan siswa,  telah mengalami kehidupan yang keras.”

Salah satu teman sekelas Babyruth adalah  Amor Vergara, 36 tahun. Setelah lebih dari 20 tahun putus  sekolah, ia sangat tertarik untuk bersekolah kembali.

Dia berada di kelas II SMA ketika orangtuanya memintanya berhenti guna membantu kehidupan ekonomi keluarga.

Ibu dari lima itu mengatakan, “Saya ingin menyelesaikan sekolah bahkan sekolah tinggi sehingga saya bisa melamar pekerjaan.”

Sekitar 41 juta warga Filipina tidak menyelesaikan pendidikan di sekolah tinggi, 27 juta dari mereka berusia 17 ke atas. Ini hanya mewakili kurang dari setengah dari total populasi negara itu. Menurut data dari Departemen Pendidikan, ada sekitar 1,27 juta yang belum pernah bersekolah.

Sistem Pembelajaran Alternatif tersebut dirancang untuk mendukung, pendidikan singkat para  pelajar sendiri. “Kami mengukur kapasitas mereka belajar dan menempatkan orang-orang pada tingkat yang sama dalam satu kelas,” kata Labilles.

Ia mengatakan, “Tidak ada stigma terhadap siswa yang harus mengulang setahun jika mereka gagal untuk memenuhi nilai standar.”

Kalau para siswa yang berprestasi dapat melanjutkan ke tingkat berikutnya. Setelah lulus, mereka menerima sertifikat yang setara dengan ijazah lulusan SMA.

Kini program ini telah menarik sekitar 480.000 siswa dan lebih dari 35.000 telah lulus. Alumni yang paling terkenal adalah ikon tinju dunia Manny Pacquiao, yang putus sekolah di kelas enam, tapi ia bangga untuk mendapat sertifikat dari sekolah tersebut tahun 2007.

Sumber: School dropouts get a second chance at education

Jangan lewatkan

Dapatkan info terbaru secara gratis lewat newsletter UCAN Indonesia disini

Podcasts
Donation
© UCAN Indonesia 2024. | Kontak | Tentang | Syarat dan Ketentuan | Privasi