UCAN China ucanews.com
UCAN Indonesia

Imam yang selamat dari penculikan ISIS ditunjuk sebagai uskup agung di Suriah

Januari 11, 2023

Imam yang selamat dari penculikan ISIS ditunjuk sebagai uskup agung di Suriah

Pastor Jacques Mourad. (Foto: Dewan Gereja Dunia)

Seorang imam yang telah menghabiskan hampir lima bulan sebagai tahanan militan  ISIS tahun 2015 dipilih sebagai uskup agung Homs di Suriah.

Anggota sinode Patriarkat Antiokhia Suriah memilih Pastor Jacques Mourad sebagai uskup agung Homs dan Paus Fransiskus menyetujuai  pemilihan tersebut, Vatikan mengumumkan pada 7 Januari.

Saat Pastor Mourad diculik oleh militan ISIS dari Qaryatain, Suriah, di mana dia bertugas sebagai kepala biara Katolik Suriah kuno Mar Elian. Para militan juga menculik Boutros Hanna, seorang diakon.

Dalam sebuah wawancara pada November 2015 dengan Catholic News Service, dia berbicara bahwa ia dipukul dan diancam oleh para penculiknya, tetapi  dia dan Hanna hanya bertahan hidup dengan doa.

Delapan hari setelah penahanan mereka, seorang pria berpakaian hitam memasuki ruangan, katanya, dan dia pikir hidupnya akan berakhir hari itu.

Kedua tahanan itu terkejut ketika calon algojo mereka tidak memperlakukan mereka seolah-olah mereka adalah “kafir”, yang dianggap najis oleh Muslim radikal. Pria berbaju hitam itu berjabat tangan dengan mereka, menyapa mereka dengan “Assalamualaykoum ”  dan mengajukan pertanyaan seolah-olah dia ingin berkenalan.

Saat Pastor Mourad bertanya, “Mengapa kami berada di sini?” pria bertopeng itu meminta   imam itu untuk mengadakan “khaelwe”, yang dalam Bahasa Arab berarti waktu refleksi spiritual, retret rohani.

“Saya membutuhkan konsep ‘retret rohani’ ini,” kata imam itu kepada CNS.

“Saya merasa bahwa Tuhan sedang berbicara melalui Muslim bertopeng ini sehingga memberi saya dorongan untuk terus maju.”

Lahir di Aleppo, Suriah, 28 Juni 1968, ia mengikuti seminari di Lebanon dan meraih gelar sarjana dalam bidang filsafat dan teologi serta gelar master dalam liturgi dari Universitas Santo-Esprit di Kaslik.

Kembali ke Suriah, dia masuk komunitas biara Deir Mar Musa, di mana dia adalah salah satu pendirinya, dan mengucapkan kaulnya di sana pada Juli 1993.

Sebulan kemudian, dia ditahbiskan sebagai imam dan diinkardinasi ke Eparki (keuskupan) Agung Homs. Dari tahun 2000 hingga 2015, dia memimpin biara Mar Elian dan paroki Qaryatayn.

Setelah menyelamatkan diri  dari para penculiknya dari ISIS, dia sempat tinggal di Italia dan di Sulaymaniyah, Irak.

Dia kembali ke Suriah tahun 2020, menjalankan tugas sebagai wakil komunitas Mar Elian dan terus memberikan pelayanan pastoral kepada umat Katolik di Qaryatayn.

Sumber: New archbishop of homs survived ISIS  kidnapping

 

Jangan lewatkan

Dapatkan info terbaru secara gratis lewat newsletter UCAN Indonesia disini

Podcasts
Donation
© UCAN Indonesia 2024. | Kontak | Tentang | Syarat dan Ketentuan | Privasi