UCAN China ucanews.com
UCAN Indonesia

Kandang Natal di Korea menyoroti perang, perdamaian, dan amal

Desember 22, 2023

Kandang Natal di Korea menyoroti perang, perdamaian, dan amal

Kandang Natal  unik terlihat di Gereja Katolik Muk-dong di Seoul. (Foto: Catholic Times)

 

Paroki-paroki di Seoul, ibu kota Korea Selatan, telah menyiapkan kandang Natal unik yang menggambarkan adegan perang, dan ayat-ayat Alkitab tulisan tangan untuk meningkatkan kesadaran tentang penderitaan dan amal.

Kandang kelahiran Yesus bertajuk “Perang dan damai, hidup dan mati,” adalah pengingat akan dampak konflik Israel-Gaza, kata Pastor Song Cha-seon, imam paroki Muk-dong.

“Saya merencanakan [kandang Natal] untuk membantu umat beriman melihatnya dan merenungkan apa maknanya dan pesan apa yang akan disampaikannya,” kata Pastor Song.

“Pastinya ada alasan mengapa  Yesus datang karena hati kita hancur melihat perang mengerikan yang terjadi di Ukraina dan Jalur Gaza di Timur Tengah saat ini,” tambah Pastor Song.

Kandang Natal terdiri dari patung kecil Anak Yesus, Maria, dan Joseph. Namun, dalam kandang dan sekitarnya mewakili kehancuran yang dihadapi warga Gaza.

Dinding kandang terlihat sebagian runtuh dengan atap-atap berlubang  dan ditopang oleh satu tiang.

Sekeranjang makanan terlihat di atasnya dan isinya berserakan dimana-mana.

Senapan mesin, selongsong peluru yang berserakan, sisa-sisa bangunan yang runtuh akibat bom, dan pohon-pohon yang hangus juga ditampilkan di kandang Natal itu.

Sebuah tiang listrik yang mengalami kerusakan parah, seolah-olah sewaktu-waktu bisa roboh.

Pastor Song menjelaskan kandang kelahiran Yesus ditempatkan dengan makna khusus, “yang mengubah sikap masyarakat terhadap Natal.”

Mulai tahun depan, paroki berencana memproduksi kandang Natal dengan tema yang dipilih melalui lomba di kalangan umat  paroki.

Paroki Gwangjang-dong di Seoul telah menyiapkan tempat kelahiran Yesus dan pohon Natal dari 410 tulisan ayat Kitab Suci Perjanjian Baru yang ditulis oleh 90 umat parokinya.

Francis Lee Yang-moo, kepala seksi pendidikan di paroki tersebut mengatakan pengalaman mempersiapkan pohon itu membawanya lebih dekat dengan Alkitab dan umat paroki terkesan dengan hasilnya.

“Umat beriman  mengira itu adalah pohon biasa, semakin mendekat dan mereka akan melihat tulisan ayat-ayat Alkitab,” kata Lee.

Umat paroki “terkejut karena itu adalah pohon  dan cabangnya memuat [ayat-ayat Alkitab],” tambahnya.

Bagian bawah pohon ditopang oleh sepotong kayu, dan ayat-ayat tulisan tangan disisipkan secara vertikal di setiap tingkat.

Paroki Umyeon-dong di Seoul telah mendirikan “Pohon Harapan” Natal, yang dihiasi dengan nama-nama donatur di tempat penampungan “Sangat Bermakna” bagi orang-orang paruh baya yang kesepian dan beroperasi sejak tahun 2019.

Pada 2 Desember acara yang diselenggarakan oleh rumah Betania, para donatur dianugerahi sayap dengan nama mereka tertulis di atasnya, dan sayap tersebut kemudian digantung di pohon Natal pada 14 Desember.

Lucia Shim Jae-oh mengaku senang mendapat kesempatan menjadi “malaikat harapan” tahun ini.

“Saya ingin berdonasi, tapi saya tidak tahu di mana atau bagaimana melakukannya, tapi [mereka] merekomendasikan tempat yang bermakna, jadi saya bisa berdonasi [dengan senang hati],” katanya.

Pastor Byun Woo-chan, imam paroki, mengatakan dia senang menyambut  Natal dan “ingin memasukkan cinta umat beriman ke dalam pohon itu.”

“Saya berharap pohon [Natal] dapat menunjukkan bahwa ‘cinta’ lebih indah dari hiasan mewah apa pun,” tambahnya.

Menyoroti isu sosial dan lingkungan saat perayaan Natal adalah hal biasa di Korea Selatan.

Tahun lalu Keuskupan Agung Seoul memasang pohon Natal dengan ranting dan batang pohon hangus akibat kebakaran hutan di Gangwon-do untuk meningkatkan kesadaran akan masalah lingkungan dan krisis iklim.

Korea Selatan memiliki sekitar 5,9 juta umat Katolik dari total populasinya yang berjumlah 52,6 juta tahun 2022, lapor kantor berita Vatikan, Fides, awal tahun ini.

Sumber: Korean Christmas cribs highlight war peace and charity

 

Jangan lewatkan

Dapatkan info terbaru secara gratis lewat newsletter UCAN Indonesia disini

Podcasts
Donation
© UCAN Indonesia 2024. | Kontak | Tentang | Syarat dan Ketentuan | Privasi