UCAN China ucanews.com
UCAN Indonesia

MEP puji kontribusi Gereja Korea terhadap pertumbuhan misi

April 18, 2024

MEP puji kontribusi Gereja Korea terhadap pertumbuhan misi

Uskup Agung Chung Soon-taek (tengah) berbicara dengan Pastor Nicolas Lefebüre (kanan) dari kantor pusat Serikat Misi Asing Paris pada 18 April. (Foto: : news.cpbc.co.kr)

 

Serikat Misi Asing Paris (MEP) yang berbasis di Prancis memuji Gereja Katolik di Korea Selatan atas dukungannya terhadap kongregasi misionaris itu, kata sebuah laporan.

“Berkat Gereja Korea, [MEP] telah mampu bertumbuh dan berkembang,” kata Pastor Nicolas Lefébure, MEP, sekretaris jenderal kongregasi tersebut, lapor Catholic Peace Broadcasting Corporation (CPBC) Korea pada 18 April.

Pastor Lefébure, pada kunjungan keduanya ke Korea Selatan, bertemu dengan Uskup Agung Seoul Mgr. Peter Chung Soon-taick  di wisma uskup agung itu di Myeongdong.

Pastor Lefébure juga menjelaskan bahwa kantor pusat MEP di Paris menyimpan “banyak dokumen dari masa awal Gereja Katolik Korea,” yang dengan senang hati akan diserahkan  kepada keuskupan agung jika diminta.

Korea dipercayakan untuk merawat para misionaris MEP pada 1 September 1827, oleh Propaganda Fide, yang kemudian diubah namanya menjadi Kongregasi Evangelisasi Bangsa-Bangsa.

Sementara itu, Uskup Agung  Chung memuji kongregasi MEP karena “mengirim misionaris ke Korea, meskipun mereka tahu mereka akan menjadi martir, seperti imam Korea pertama, Uskup Bruguiere.”

Uskup Barthelemy Bruguiere (1792-1835), anggota kongregasi MEP adalah vikaris apostolik pertama Korea dan uskup koajutor pertama di Siam (Thailand).

Dia meninggal di China dan dimakamkan di sana. Jenazahnya kemudian dipindahkan dan dimakamkan kembali di pemakaman di Seoul tahun 1931.

Setelah meninggalkan Paris tahun 1825, Uskup Bruguiere mencapai Jakarta yang dikenal sebagai Batavia tahun 1826, demikian bunyi laporan yang diterbitkan oleh Siam Society.

Uskup Bruguiere kemudian melakukan perjalanan dan mencapai Bangkok di mana dia terlibat dalam pekerjaan misionaris yang luas di kalangan masyarakat.

Tahun 1831, Uskup Bruguiere diangkat menjadi Vikaris Apostolik Korea dan tahun 1832, ia dan Joseph Wang, seorang mahasiswa seminari dari Penang berlayar dari Singapura ke China.

Uskup Bruguiere meninggalkan Shanxi pada 22 September 1834, mencapai Tembok Besar China pada 7 Oktober, dan tiba di Xiwanzi pada 8 Oktober.

Dia menghabiskan sekitar tiga tahun di China untuk mempersiapkan masuk ke Korea. Pada 7 Oktober 1835, Uskup Bruguiere, Wang, dan sesama misionaris MEP Pierre-Philibert Maubant berangkat ke Korea.

Dalam dua pekan, Uskup Bruguiere jatuh sakit dan meninggal. Dia dimakamkan di lereng bukit terdekat, menurut laporan Siam Society.

Setelah Uskup Bruguiere, banyak misionaris lainnya seperti Santo Jacques Chastan, Santo Laurent Imbert, Santo Siméon Berneux, dan Santo Antoine Daveluy, antara lain bertugas di wilayah tersebut.

Misionaris MEP terkenal lainnya adalah Uskup Jean Ferréol dan Uskup Agung Gustave Mutel.

Keuskupan Agung Seoul mendukung upaya kanonisasi Uskup Bruguiere, Kardinal Stephen Kim Sou-hwan, dan Pastor Leo Bang Yoo-ryong (1900-1986), pendiri ordo religius pribumi pertama Korea.

Uskup Agung Chung mendesak untuk lebih memperluas cakupan kerja sama antara keuskupan agung itu dan Kongregasi MEP.

“Gereja Korea telah bertumbuh berkat upaya tersembunyi dari para misionaris kongregasi [MEP],” tegas Uskup Agung Chung.

Sumber: MEP lauds korean churchs contribution to mission growth

 

Jangan lewatkan

Dapatkan info terbaru secara gratis lewat newsletter UCAN Indonesia disini

Podcasts
Donation
© UCAN Indonesia 2024. | Kontak | Tentang | Syarat dan Ketentuan | Privasi