UCAN China ucanews.com
UCAN Indonesia

Pemimpin Gereja Baptis di antara ribuan tahanan yang dibebaskan di Myanmar

April 18, 2024

Pemimpin Gereja Baptis di antara ribuan tahanan yang dibebaskan di Myanmar

Para anggota keluarga menyambut pemimpin terkemuka Gereja Baptis dari etnis Kachin, Dr. Hkalam Samson setelah dia dibebaskan dari penjara di Myitkyina, ibu kota Negara Bagian Kachin, di Myanmar utara pada 17 April. (Foto: Facebook KBC Kachin)

 

Mantan ketua Konvensi Baptis Kachin (KBC), Dr. Hkalam Samson, termasuk di antara 3.303 tahanan yang dibebaskan pada 17 April dalam amnesti umum yang diberikan oleh junta di Myanmar yang dilanda konflik, kata sebuah laporan.

Samson dibebaskan dari penjara di Myitkyina, ibu kota negara bagian Kachin, setelah ia menghabiskan 16 bulan di balik jeruji besi, lapor The Irrawaddy pada 17 April.

Pemimpin etnis Kachin berusia 65 tahun ini adalah seorang aktivis kemanusiaan terkenal dan pembela kebebasan beragama. Dia adalah sekretaris dan ketua KBC selama 12 tahun dan masih dikaitkan dengan KBC sebagai penasihat.

Dia dijatuhi hukuman enam tahun penjara pada April tahun lalu atas tuduhan perkumpulan yang melanggar hukum, pencemaran nama baik negara, dan terorisme.

Bandingnya terhadap hukuman tersebut ditolak oleh pengadilan negara bagian di Myitkyina sebanyak dua kali.

Samson awalnya ditahan pada Desember 2022 setelah ditangkap di Bandara Internasional Mandalay.

Dia dilaporkan menjadi sasaran militer tahun 2019 ketika dia memberi tahu presiden AS saat itu, Donald Trump, tentang penindasan terhadap kelompok minoritas, termasuk umat Kristen, di negara Asia Tenggara yang dilanda konflik tersebut.

“Kami tidak percaya saat pertama kali mendengarnya, tetapi kami sangat senang. Puji Tuhan. Saya menitikkan air mata kebahagiaan,” kata seorang kerabat Samson seperti dikutip The Irrawaddy.

Media yang dikuasai junta mengatakan para tahanan dibebaskan berdasarkan amnesti Tahun Baru Burma.

Kelompok pengawas mengatakan beberapa dari mereka yang dibebaskan adalah tahanan politik, lapor Radio Free Asia (RFA).

Pengurangan hukuman tersebut diberikan “demi ketenangan pikiran masyarakat” dan “keringanan sosial” selama Peringatan Tahun Baru Burma, kata militer dalam sebuah pernyataan.

Para tahanan dibebaskan dengan syarat jika mereka melakukan kejahatan lain, mereka akan menjalani sisa hukuman sebelumnya serta hukuman atas kejahatan terbaru mereka, sesuai dengan Hukum Acara Pidana negara tersebut, saluran yang didukung militer, menurut RFA.

Para anggota keluarga narapidana telah menunggu di depan Penjara Insein yang terkenal di Yangon sejak pagi hari 17 April, kata warga.

Ibu dari salah satu tahanan politik yang menunggu di Penjara Insein ini berharap bisa bertemu dengan putranya yang telah dipenjara selama tiga tahun karena pencemaran nama baik.

“Orang-orang di penjara mengatakan bahwa narapidana seperti anak saya yang hukuman penjaranya kurang dari tiga tahun akan dibebaskan, sedangkan narapidana dengan hukuman yang lama akan mendapat pengurangan hukuman penjara,” katanya, menolak disebutkan namanya karena alasan keamanan.

“Itulah mengapa saya menunggu anak saya. Dia ditangkap dan dipenjara ketika [pasukan junta] menemukan pesan revolusioner di teleponnya,” katanya.

Seperti sebelumnya, hanya sejumlah kecil tahanan politik yang kemungkinan akan dibebaskan, kata Thaik Tun Oo, anggota Jaringan Tahanan Politik-Myanmar sebelumnya.

“Kalaupun ada tahanan politik di antara mereka yang dibebaskan, akan ada beberapa tokoh terkenal, beberapa tahanan politik dan akan ada banyak orang lain dengan tuntutan pidana, seperti yang dilakukan [junta] selama pasca kudeta,” ujarnya.

“Kami bahkan mendengar tidak ada tahanan politik yang dibebaskan di beberapa penjara. Saya pikir mereka mungkin mengalami kesulitan untuk melepaskan tahanan politik setelah kekalahan militer baru-baru ini,” katanya, merujuk pada kemenangan militer yang diraih pasukan pemberontak sejak Oktober lalu.

Di antara mereka yang dibebaskan sebagai bagian dari amnesti hari itu, sekitar 90 orang, atau kurang dari 3%, adalah tahanan politik, menurut data yang dirilis oleh Jaringan Tahanan Politik-Myanmar.

Junta juga membebaskan 9.652 tahanan pada 4 Januari, dalam rangka Hari Kemerdekaan Burma, namun hanya sedikit tahanan politik yang termasuk di antara mereka, menurut advokat bagi mereka yang dipenjara di bawah rezim militer, lapor RFA.

Sumber: Baptist leader among thousands of freed prisoners in myanmar

 

Jangan lewatkan

Dapatkan info terbaru secara gratis lewat newsletter UCAN Indonesia disini

Podcasts
Donation
© UCAN Indonesia 2024. | Kontak | Tentang | Syarat dan Ketentuan | Privasi