UCAN China ucanews.com
UCAN Indonesia

Presiden diminta turun tangan terkait pelemparan bom molotov terhadap gereja

Pebruari 18, 2013

Presiden diminta turun tangan terkait pelemparan bom molotov terhadap gereja

 

Peristiwa pelemparan bom Molotov ke 5 gereja di Makassar, Sulawesi Selatan, oleh orang tak dikenal dalam selang waktu hanya empat hari mengusik ketentraman warga sekitar maka  Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) diminta turun tangan terkait kasus tersebut.

“Pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono jangan membiarkan sejarah kekerasan intoleransi beragama berkembang biak di negeri Indonesia ini,” ujar Melkior Wara Mas, ketua Pengurus Pusat Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PP PMKRI) seperti dilansir tribunnews.com,  belum lama ini.

Dalam pernyataan tertulisnya, Melkior meminta presiden secara tegas menindak  setiap kasus pelanggaran kebebasan beragama dan beribadah. Lebih lanjut, ia pun mengharapkan agar negara jangan ikut bertindak represif dan berkontribusi terhadap tindakan intoleransi.

“Jajaran kepolisian pun hendaknya segera membentuk tim khusus untuk mengungkap pelaku pemboman, tangkap dan adili pelaku kekerasan agama,” tukas Melkior.

Menurut pandangan PMKRI, pengabaian hak asasi manusia dalam hidup beragama membawa dampak negatif bagi keharmonisan antar sesama warga negara. Oleh sebab itu, PMKRI mengutuk keras tindakan pelemparan bom molotov di gereja atau pun rumah ibadah.

Sementara itu anggota Komisi III DPR Aboebakar Alhabsy menyatakan, Kapolri Jenderal Timur Pradopo harus menurunkan tim khusus untuk mengindentifikasi pelemparan bom molotov tersebut.

“Sebagaimana amanat pasal 29 dan pasal 28 E, Polri harus menjamin keamanan seluruh komponen masyarakat dalam menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya. Jangan sampai masyarakat menjadi takut untuk berangkat ke gereja,” kata Aboebakar, Minggu (17/2), seperti dilansir jpnn.com.

Pria yang karib disapa Aboe itu mengingatkan polisi harus memberikan rasa aman agar mereka bisa beribadah dengan nyaman.

Berdasarkan informasi yang diterima Aboe, dua insiden pelemparan molotov ini memiliki ciri yang identik. Kata dia, bisa jadi mereka punya target tertentu, utamanya ingin mengganggu stabilitas keamanan masyarakat setempat.

“Saya kira perlu ada tim khusus yang diperbantukan dari Mabes, karena cukup sulit mengidentifikasi jenis teror yang demikian,” katanya.

Politisi Partai Keadilan Sejahtera itu mengingatkan Kapolda Sulsel juga harus melakukan tindakan preventif. Selain pengamanan pada lokasi gereja perlu pula dikerahkan aparat intelijen untuk mengidentifikasi siapakah pelaku teror tersebut. “Dengan demikian akan dapat dicegah adanya insiden serupa di wilayah Makassar,” pungkasnya.

Seperti diketahui, dua gereja di Kota Makassar, Sulsel, dilempar bom Molotov oleh orang tak dikenal Kamis (14/2) dini hari. Akibat peristiwa itu, gereja mengalami kerusakan serius.

Berita terkait: Dua gereja di Makassar dilempari bom molotov

 

Jangan lewatkan

Dapatkan info terbaru secara gratis lewat newsletter UCAN Indonesia disini

Podcasts
Donation
© UCAN Indonesia 2024. | Kontak | Tentang | Syarat dan Ketentuan | Privasi