UCAN China ucanews.com
UCAN Indonesia

Dua gereja dirusak oleh fundamentalis Hindu

Maret 24, 2015

Dua gereja dirusak oleh fundamentalis Hindu

 

Fundamentalis Hindu merusak dua gereja di India pada akhir pekan lalu, dalam kekerasan terbaru terhadap orang Kristen di negara mayoritas Hindu itu.

Pejabat dari keuskupan Kalyan di India bagian barat mengatakan tiga pria bertopeng dengan sepeda motor mendekati Gereja Katolik Santo Gregorius di New Panvel  pada Sabtu subuh dan melemparkan batu, menghancurkan kotak kaca yang melindungi patung Santo Gregorius.

Dalam insiden lain pada Jumat, penyerang memasuki kompleks katedral Keuskupan Jabalpur di Negara Bagian Madhya Pradesh, India Tengah.

Rekaman CCTV menunjukkan sekelompok orang menghancurkan pot-pot tanaman, memecahkan pintu dan menghancurkan jendela di  katedral.

Kelompok Hindu sayap kanan Dharma Sena menuduh gereja mengkonversi sekitar 200 orang dari kelompok suku setempat.

Pada Senin, polisi negara bagian itu mengatakan mereka telah menangkap enam orang dalam serangan di Jabalpur.

“Kami menangkap enam orang tadi malam terkait kekerasan tersebut. Kami berusaha  mengidentifikasi lebih banyak orang … mungkin ada penangkapan lebih banyak lagi,” kata HC Mishra, seorang pejabat negara polisi senior, kepada AFP melalui telepon.

Namun, polisi kemudian membebaskan mereka  dengan jaminan.

Inspektur Polisi Harinarayanchari Mishra mengatakan kepada ucanews.com bahwa mereka  diberikan jaminan karena mereka hanya melakukan “pelanggaran kecil di bawah KUHP India”.

Uskup Gerald Almeida dari Jabalpur mengatakan pembebasan itu “patut disayangkan”.

“Cara  polisi seperti itu tidak akan membantu kepercayaan di kalangan  orang-orang Kristen,” katanya dalam sebuah wawancara.

Uskup Almeida mengatakan pada malam yang sama ketika serangan di Jabalpur, penyerang masuk sekolah sekitar satu kilometer  dan memukuli umat Katolik yang mereka temukan di dalamnya. Para korban pergi  ke gereja itu untuk menghadiri konvensi Kitab Suci tahunan, katanya.

Marko Baba, seorang tokoh Katolik di Jabalpur, mengatakan ia mendengar  sejumlah serangan dari para korban. Dia mengatakan kepada ucanews.com bahwa penyerang menuduh para korban berpartisipasi dalam konversi.

Para pengamat mengatakan  kelompok garis keras Hindu sangat  berani melakukan aksinya menyusul  Bharatiya Janata Party  (BJP) meraih kekuasaan di India tahun lalu.

Serangan terbaru terhadap gereja-gereja menunjukkan bahwa “situasi sudah berubah (dari) buruk menjadi lebih buruk,” kata  Baselios Kardinal Cleemis, ketua presidium Konferensi Waligereja India.

“Beberapa orang bertekad menjadikan negara itu berdasarkan agama dan membuatnya teokrasi,” katanya kepada ucanews.com dalam sebuah wawancara Senin. “Tapi mayoritas yang percaya pada negara sekuler   tidak akan membiarkan hal itu terjadi.”

Perdana Menteri Narendra Modi bulan sebelumnya berjanji untuk menindak kekerasan agama dan menjamin kebebasan beribadah bagi semua agama. Sebelumnya dia telah dikritik karena tidak berbicara.

Sumber: ucanews.com

Foto: UCAN India

 

Jangan lewatkan

Dapatkan info terbaru secara gratis lewat newsletter UCAN Indonesia disini

Podcasts
Donation
© UCAN Indonesia 2024. | Kontak | Tentang | Syarat dan Ketentuan | Privasi