UCAN China ucanews.com
UCAN Indonesia

Umat Katolik Filipina Peringati  400 Tahun Kedatangan Patung Maria Bunda Karmel

Mei 7, 2018

Umat Katolik Filipina Peringati  400 Tahun Kedatangan Patung Maria Bunda Karmel

Para devosan membawa patung Black Nazarene and patting Bunda Maria dari Gunung Carmel dalam sebuah "pertemuan" selama prosesi di Manila pada 4 Mei untuk menandai 400 tahun tibanya patung Bunda Maria itu di Filipina. (Foto: Angie de Silva)

Ribuan umat Katolik Filipina berjalan di bawah terik matahari sekitar empat jam untuk menandai perayaan peringatan 400 tahun kedatangan patung  Bunda Maria dari Gunung Karmel di Filipina.

Umat telah berkumpul sejak pukul dua pagi pada  4 Mei  memperingati kembali kedatangan patung  tersebut dari Meksiko tahun  1618 yang dibawa  Ordo Agustin.

Beberapa jalan di Manila ditutup untuk memberi jalan kepada “Salubong” (Pertemuan)  dan “Traslacion” (perpindahan)  dari gambar itu dari Teluk Manila ke Basilika Kecil San Sebastian di distrik Quiapo, Manila.

Prosesi itu melewati distrik Quiapo “bertemu” dengan patung  Black Nazarene. Umat dengan mata berkaca-kaca menyanyikan dan melantunkan doa-doa selama peragaan kembali kedatangan bersejarah patung Santa Perawan Maria di kota itu.

Pertemuan kedua patung itu selain merupakan simulasi saat ketika Yesus bertemu Maria ketika ia membawa salib ke penyaliban-Nya, pertemuan dua patung  di Manila adalah rekoneksi dua gambar yang memiliki asal yang sama.

Ysabel de Dios, seorang pemandu di Gereja San Sebastian, mengatakan kedua patung itu dibawa oleh Agustin  dari Meksiko dan keduanya disimpan di gereja yang sama dan  diabadikan di distrik Quiapo.

Sementara patung Bunda Maria dari Gunung Karmel adalah hadiah dari biarawati Karmelit Meksiko untuk perjalanan para misionaris Agustin tahun 1618, Black Nasarene dibuat oleh perupa Meksiko dan diyakini dibawa ke Filipina pada waktu yang bersamaan.

“Kedua ikon membawa banyak orang di sini, dan benar-benar mendorong perubahan Quiapo dari desa nelayan miskin pada 1621 ke pusat budaya dan seni  tahun 1891,” kata De Dios.

Gambar Bunda Maria dari Gunung Karmel adalah tokoh kunci dalam perayaan tahunan Black Nazarene, yang menarik jutaan pendevosi dari seluruh negeri setiap  Januari.

Dalam kotbahnya pada Misa pagi, Uskup Agung Davao Mgr Romulo Valles, ketua  Konferensi Waligereja Filipina, mendesak umat beriman  mengikuti teladan Perawan Maria untuk “bersukacita dalam iman, apa pun yang terjadi.”

“Dia berdiri di kaki salib tanpa kata-kata … menjaga imannya bahkan dalam tragedi salib,” kata Uskup Agung Valles.

“Maria selalu membawa kita kepada Yesus. Bersama Maria Iman kita, kepercayaan kita, keyakinan kita pada cinta dan belas kasih Tuhan selalu diperkuat,” tambah prelatus itu.

Dia ingat seorang wanita yang dia lihat di pusat evakuasi di Filipina selatan setelah pengepungan kota Zamboanga tahun 2013.

“Saya terkejut ketika melihat seorang perempuan yang memeluk patung  Bunda Maria dengan cinta dan kasih sayang,” kata prelatus itu.

Dia mengatakan bahwa ketika dia mendekati wanita itu  menanyakan keadaannya, perempuan itu mengatakan bahwa gambar itu adalah satu-satunya barang yang dia bawa ketika dia meninggalkan rumahnya selama perang.

“Memang iman kita selalu dikuatkan, selalu terinspirasi oleh kehadiran Bunda Maria,” kata Uskup Agung Valles.

Kedatangan patung  ini memulai sebuah devosi yang tetap populer di seluruh Filipina hingga saat ini, seperti yang terlihat pada banyak umat Filipina yang terus memakai skapula coklat yang khas, dengan gambar Maria, serta semakin banyaknya paroki dan sekolah yang menadikan Maria dari Gunung Carmel sebagai pelindung.

Patung  tersebut juga terkait dengan upaya proliferasi anti-nuklir. Tahun 1990, Pastor Emmanuel Charles McCarthy – seorang pastor Amerika dari Gereja Katolik Yunani Melkite, sebuah Gereja ritus Timur yang memiliki persekutuan dengan Gereja Katolik Roma – menginisiasi hari doa “untuk pengampunan dan perlindungan” di New Mexico, tempat pertama Amerika Serikat melakukan Test Bom Nuklir dikenal sebagai Trinity.

Setiap 16 Juli sejak itu, tanggal tersebut didedikasikan  mendoakan terciptanya perdamaian dan penghapusan senjata nuklir.

 

Jangan lewatkan

Dapatkan info terbaru secara gratis lewat newsletter UCAN Indonesia disini

Podcasts
Donation
© UCAN Indonesia 2024. | Kontak | Tentang | Syarat dan Ketentuan | Privasi