UCAN China ucanews.com
UCAN Indonesia

INDIA – Suster Nirmala Mendapat Penghargaan Sipil Tertinggi Kedua di India

Januari 26, 2009

KOLKATA, India (UCAN) — Suster Nirmala Joshi, pemimpin umum Kongregasi Misionaris Cinta Kasih (MC, Missionaries of Charity), adalah salah satu dari 10 orang yang terpilih untuk menerima penghargaan sipil tertinggi kedua di India.

Pada 25 Januari, malam menjelang Hari Republik India, pemerintah federal menyebut 133 orang dari berbagai bidang untuk mendapat tiga kategori penghargaan sipil, mulai dengan kata padma (teratai), bunga nasional India.

Tak seorangpun terpilih untuk menerima Bharat Ratna (permata India), penghargaan tertinggi, tahun ini. Beata Teresa mendapat penghargaan ini tahun 1980.

Suster Nirmala, 74, adalah salah satu dari 10 penerima Padma Vibhushan (lotus-ornate) tahun ini untuk karya sosialnya. Penghargaan lainnya adalah Padma Bhushan (lotus-decorated) dan Padma Sri (lotus-honored).

Suster Nirmala mengatakan kepada UCA News pada 26 Januari bahwa dia diberitahu pada malam sebelumnya. Saya benar-benar terkejut,” kata biarawati berperawakan kecil yang mengenakan kain sari itu. “Kemuliaan tertuju seutuhnya kepada Allah.”

Kemudian, ketika berbicara dengan wartawan dan seorang wartawan foto yang bergegas ke rumah induk kongregasi itu di Kolkata, dia mengatakan: “Ini adalah bukan prestasi saya, tetapi prestasi seluruh Misionaris Cinta Kasih yang membantu kami melayani orang-orang yang termiskin dari kaum papa.”

Kolkata, tempat Beata Teresa mendirikan kongregasi itu, berjarak 1.460 kilometer tenggara New Delhi.

Suster Nirmala, pengganti Beata Teresa sebagai pemimpin kongregasi itu, mengatakan bahwa dia merasa “sangat tidak pantas” menerima penghargaan itu. Itu “bukan saya,” katanya, “tetapi untuk para suster, bruder, pastor, dan sekian banyak orang yang bekerja dengan kami, dan untuk Allah yang berkarya melalui kami, demi kemuliaan Allah yang lebih besar.”

Ketika ditanya bagaimana perasaannya saat ini, dia tersenyum dan menjawab: “Penuh kegembiraan.”

Dolly Pereira, salah seorang pengamat, mengatakan kepada UCA News bahwa airmata berlinang saat dia mendengar “berita luar biasa itu” dan mengakui peran Allah di dalamnya. Perempuan itu mengatakan, dia gembira bahwa negara mengakui kongregasi itu berkat karya kongregasi itu, terutama ketika umat Kristen “mengalami penganiayaan yang sedemikian buruk” di sejumlah bagian negeri itu.

Beberapa suster yang bergembira yang berbaur dengan khalayak di pekarangan itu mengatakan, mereka senang bahwa karya mereka untuk kaum papa mendapat pengakuan dan bahwa orang akan menghargai apa yang tengah mereka lakukan.

Suster Nirmala mengatakan, pesannya untuk kesempatan itu adalah andalkan Allah dan percaya satu sama lain. “Kita hanya bisa mendapat kedamaian jika kita ingat siapa kita dan [bahwa] apa yang Allah ingin kita lakukan adalah mencintai satu sama lain,” tambahnya.

Menurut Suster Nirmala, melayani kaum miskin itu turut membantu orang untuk melayani Allah melalui manusia dari semua agama, kebudayaan, dan status ekonomi. “Tanpa pengorbanan, tidak ada kasih,” katanya.

Suster Nirmala menjadi pemimpin MC pada 13 Maret 1997, setelah Beata Teresa, pendiri kongregasi itu, pensiun karena kesehatannya yang menurun.

Kongregasi itu kini memiliki lebih dari 4.900 suster, meningkat dari 4.000 yang dimiliki kongregasi itu ketika Beata Teresa meninggal dunia pada 5 September 1997. Selain Bharat Ratna, Beata Teresa juga adalah pemenang penghargaan Hadiah Nobel Perdamaian di tahun 1979.

Suster Nirmala dilahirkan sulung dari 10 bersaudara dalam sebuah keluarga Hindu Brahmana Nepal di Ranchi, India bagian timur. Setelah bergabung dengan MC ketika berusia 23 tahun, dia belajar untuk menjadi pengacara dan berkarya di beberapa tempat. Dia sedang memimpin cabang kontemplatif dari MC di New York ketika dipilih pemimpin umum MC.

END

Jangan lewatkan

Dapatkan info terbaru secara gratis lewat newsletter UCAN Indonesia disini

Podcasts
Donation
© UCAN Indonesia 2024. | Kontak | Tentang | Syarat dan Ketentuan | Privasi