Sekitar 100 orang termasuk umat Muslim membuat rantai manusia di depan Katedral Hati Kudus di New Delhi untuk menunjukkan rasa simpati mereka bagi para korban serangan bom bunuh diri di Sri Lanka yang menewaskan 359 orang, kebanyakan umat Kristiani.
Para pemimpin dari Kristen, Muslim, Hindu dan Sikh bergabung dalam rantai manusia tersebut pada 23 April untuk menyampaikan rasa solidaritas mereka dengan para keluarga korban pada ledakan bom Minggu Paskah.
“Di sini kami berdoa bagi keluarga-keluarga yang berduka dan bagi umat Kristiani untuk mendorong dan berharap setelah serangan yang paling pengecut ini. Saya tidak bisa membayangkan jumlah korban yang begitu besar dalam sejarah,” kata cendikiawan Muslim dan politisi Maulana Mahmood Madani.
Kekerasan di Sri Lanka “adalah sebuah serangan bagi kita semua. Kita harus berjuang melawan orang yang ingin merusak kita atau memecahbelah kita,” kata Pastor Felix Jones, sekretaris eksekutif Komisi Hubungan Antaragama Keuskupan Agung Delhi.
Para peserta menyanyikan lagu-lagu rohani guna berdoa bagi orang-orang yang berduka di Sri Lanka. Bunga-bunga diletakan di depan katedral dengan dijaga ketat aparat keamanan dan lilin-lilin dinyalakan untuk mengenang para korban tewas, diantaranya 40 warga asing termasuk 10 warga India.
Polisi Delhi telah memperkuat pengamanan di gereja-gereja seluruh ibukota negara itu menyusul serangan tersebut.
Apporvanand Jha, seorang profesor di sebuah perguruan tinggi Hindu, seorang pegiat menentang kekerasan berdasarkan kebencian, mengatakan dalam menghadapi kekerasan seperti itu “tanggapan terbaik adalah datang berkumpul bersama, mengadakan dialog satu sama lain dan mengatakan bahwa kekerasan itu tidak bisa membuat kita terpecah.”
Ia menambahkan: “Kita akan melanjutkan bersama. Setiap kali kejahatan kejam seperti itu terjadi, kita harus berkumpul bersama dan mengecamnya.”
Pemimpin Kristen Michael Williams mengatakan umat Kristiani yang percaya Kitab Suci memiliki tugas keluar melawan kejahatan karena Kitab Suci mengajarkan bahwa kebaikan akan mengatasi kejahatan.
“Marilah kita melakukan itu. Semakin baik orang keluar dari zona nyaman dan turun ke jalan-jalan dan bersatu melawan penyebaran kebencian,” katanya.
Acara itu diadakan oleh Serikat Melawan Kebencian, sebuah kumpulan dari berbagai kelompok yang berkampanye melawan kebencian dan intoleransi di India. Acara itu didukung oleh Komisi Hubungan Antaragama Keuskupan Agung Delhi.
Sultan Khan, penyelenggara rantai manusia, mengatakan acara ini bagus karena umat dari setiap agama datang berkumpul bersama untuk menentang kekerasan berbasis agama.
“Saya pikir hal-hal simbolis semacam ini akan membuat masa depan yang kuat dan akan lebih damai,” kata Khan.
Pemompin Sikh Gurvinder Singh mengecam kekerasan “barbar” di Sri Lanka. Umat Sikh “bersatu dengan komumitas Kristiani dan mencari akan keadilan,” katanya.