UCAN China ucanews.com
UCAN Indonesia

Warga India Buat Rantai Manusia Mengenang Korban Bom di Sri Lanka

April 25, 2019

Warga India Buat Rantai Manusia Mengenang Korban Bom di Sri Lanka

Umat Hindu, Kristen dan Muslim menghadiri acara antaragama pada 23 April di New Delhi untuk berdoa bagi para korban serangan teror di Sri Lanka pada Minggu Paskah. (Foto: Rita Joseph/ucanews.com)


Sekitar 100 orang termasuk umat Muslim membuat rantai manusia di depan Katedral Hati Kudus di New Delhi untuk menunjukkan rasa simpati mereka bagi para korban serangan bom bunuh diri  di Sri Lanka yang menewaskan 359 orang, kebanyakan umat Kristiani.

Para pemimpin  dari Kristen, Muslim, Hindu dan Sikh bergabung dalam rantai manusia tersebut pada 23  April untuk menyampaikan rasa solidaritas mereka dengan para keluarga korban pada ledakan bom Minggu Paskah.

“Di sini kami berdoa bagi keluarga-keluarga yang berduka dan bagi umat Kristiani  untuk mendorong dan berharap setelah serangan yang paling  pengecut ini. Saya tidak bisa membayangkan jumlah korban yang begitu besar dalam sejarah,” kata cendikiawan Muslim dan politisi Maulana Mahmood Madani.

Kekerasan di  Sri Lanka “adalah sebuah serangan bagi kita semua. Kita harus berjuang melawan orang yang ingin merusak kita atau memecahbelah kita,” kata Pastor Felix Jones, sekretaris eksekutif Komisi Hubungan Antaragama Keuskupan Agung Delhi.

Para peserta menyanyikan lagu-lagu rohani guna berdoa bagi orang-orang yang berduka di Sri Lanka. Bunga-bunga diletakan di depan katedral dengan dijaga ketat aparat keamanan dan lilin-lilin dinyalakan untuk mengenang para korban tewas, diantaranya 40 warga asing termasuk  10 warga India.

Polisi Delhi telah memperkuat pengamanan di gereja-gereja seluruh ibukota negara itu menyusul serangan tersebut.

Apporvanand Jha, seorang profesor di sebuah perguruan tinggi Hindu, seorang pegiat menentang kekerasan berdasarkan kebencian, mengatakan dalam menghadapi kekerasan seperti itu  “tanggapan terbaik adalah datang berkumpul bersama, mengadakan dialog satu sama lain dan mengatakan bahwa kekerasan itu tidak bisa membuat kita terpecah.”

Ia menambahkan: “Kita akan melanjutkan bersama. Setiap kali  kejahatan kejam seperti itu terjadi, kita harus berkumpul bersama dan mengecamnya.”

Pemimpin Kristen  Michael Williams mengatakan umat Kristiani yang percaya Kitab Suci memiliki tugas  keluar melawan kejahatan karena Kitab Suci mengajarkan bahwa kebaikan akan mengatasi kejahatan.

“Marilah kita melakukan itu. Semakin baik orang keluar dari zona  nyaman dan turun ke jalan-jalan dan bersatu melawan penyebaran kebencian,” katanya. 

Acara itu diadakan oleh Serikat Melawan Kebencian, sebuah kumpulan dari berbagai kelompok yang berkampanye melawan kebencian dan intoleransi di India. Acara itu didukung oleh Komisi Hubungan Antaragama Keuskupan Agung Delhi.

Sultan Khan, penyelenggara rantai manusia, mengatakan acara ini bagus karena umat dari setiap agama datang berkumpul bersama untuk menentang kekerasan berbasis agama.

“Saya pikir hal-hal simbolis semacam ini akan membuat masa depan yang kuat dan akan lebih damai,” kata Khan.

Pemompin Sikh  Gurvinder Singh mengecam  kekerasan “barbar” di Sri Lanka. Umat Sikh  “bersatu dengan komumitas Kristiani dan mencari akan keadilan,” katanya.

Jangan lewatkan

Dapatkan info terbaru secara gratis lewat newsletter UCAN Indonesia disini

Podcasts
Donation
© UCAN Indonesia 2024. | Kontak | Tentang | Syarat dan Ketentuan | Privasi