UCAN China ucanews.com
UCAN Indonesia

Pemerintah Resmikan Universitas Katolik Pertama di Flores

Mei 27, 2019

Pemerintah Resmikan Universitas Katolik Pertama di Flores

Mohamad Nasir, Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi sedang menandatangani prasasti pengesahan Universitas Katolik Indonesia St Paulus Ruteng pada 26 Mei. (Foto: Markus Makur/ucanews.com)

Pemerintah Indonesia mengesahkan peningkatan status sebuah sekolah tinggi Katolik menjadi universitas di Pulau Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Universitas Katolik Indonesia St Paulus Ruteng, yang merupakan peningkatan status dan gabungan Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pengetahuan (STKIP) dan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) St Paulus, disahkan pada 26 Mei oleh Mohamad Nasir, Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi.

Universitas itu dikelola oleh Keuskupan Ruteng, yang wilayahnya mencakup tiga kabupaten di Flores bagian barat; Manggarai, Manggarai Timur dan Manggarai Barat.

Menteri Nasir mengatakan, dengan pengesahan universitas itu, Gereja Katolik dan pemerintah lokal diharapkan memperhatikan dengan serius kemajuan pendidikan di daerah.

“Saya berharap kepada bapak bupati, bapak uskup, rektor, bekerja sama dengan baik membangun pendidikan yang baik bagi anak-anak kita,” katanya saat peresmian universitas itu yang ditandai dengan penandatanganan prasasti.

Ia menambahkan pemerintah akan terus mendorong perkembangan universitas itu, termasuk membantu anak-anak dari keluarga tidak mampu untuk mendapatkan beasiswa.

“Semua anak kita harus mendapat pendidikan yang berkualitas,” katanya.

Dalam acara sehari sebelumnya 25 Mei, di mana ia berbuka puasa bersama uskup, para pastor dan dosen setelah sebelumnya mengikuti shalat di salah satu ruangan di keuskupan, ia mengingatkan agar universitas tersebut juga melahirkan orang-orang yang toleran dan mampu memerangi radikalisme.

“Kampus merupakan rumah kita bersama untuk merawat persaudaraan dalam keberagaman, ibarat rumah tangga yang memelihara anak-anaknya untuk hidup harmonis,” katanya.

Sementara itu, Mgr Silvester San, Administrator Apostolik Keuskupan Ruteng mengatakan, kampus tersebut adalah bentuk bantuan Gereja Katolik untuk mencerdaskan bangsa dan mendukung program pemerintah meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

Ia juga menekankan bahwa universitas itu merupakan bagian integral dari misi Gereja Katolik untuk mewartakan kabar baik.

“Para imam yang mengelola kampus ini harus bekerja keras guna melahirkan pemimpin-pemimpin yang handal dan mampu beradapatasi dengan lingkungan sekitar” katanya.

Romo John Boylon, rektor universitas mengatakan, kegembiraan masyarakat menyambut universitas ini “membawa tanggung jawab bagi kampus untuk meningkatkan keunggulan yang kas, sehingga menjadi pilihan utama untuk kawasan Indonesia Timur.”

Ia menyatakan, diharapkan ke depan, anak-anak dari Flores tidak lagi pergi kuliah keluar daerah, tetapi kuliah di kampus ini.

Romo Max Regus, salah satu dosen mengatakan, mereka akan berupaya melakukan pengembangan lebih lanjut, terutama program-program studi yang benar-benar sesuai dengan kebutuhkan lokal, tanpa menafikan implikasi nasional, global sehingga mahasiswa bisa menikmati pendidikan dengan cita rasa lokal yang dipadukan dengan rasa keindonesiaan yang kuat.

Salah satu terobosan baru, kata dia, adalah lahirnya fakultas pertanian, setelah sebelumnya hanya ada dua fakultas, yaitu fakultas keguruan dan kesehatan. 

Ia menyatakan,, universitas ini mematok target tinggi, yakni menjadi universitas unggulan di Indonesia Timur dalam satu dekade ke depan.

Pastor Vinsensius Darmin Mbula OFM, Ketua Majelis Nasional Pendidikan Katolik (MNPK) yang ikut terlibat dalam proses pengesahan universitas ini mengatakan, tugas ke depan adalah menghasilkan generasai yang cerdas dan arif, sesuai dengan tuntutan era industri 4.0, yang ditandai dengan digitalisasi di berbagai bidang.

“Universitas ini harus menghasilkan lulusan profesional, yang memiliki jiwa kewirausahaan dan semangat pelayanan. Jika hal-hal itu dapat diwujudkan, maka mahasiswa akan dengan sendirinya memilih untuk belajar di sini,” katanya.

Saat ini, ada sekitar 4.000 mahasiswa yang berlajar di universitas ini, di mana sekitar 80 persen berasal dari keluarga yang dari segi ekonomi kurang mampu.

Jangan lewatkan

Dapatkan info terbaru secara gratis lewat newsletter UCAN Indonesia disini

Podcasts
Donation
© UCAN Indonesia 2024. | Kontak | Tentang | Syarat dan Ketentuan | Privasi