UCAN China ucanews.com
UCAN Indonesia

Paroki di Keuskupan Larantuka minta maaf terkait kontroversi lagu pop dalam Misa

Agustus 8, 2022

Paroki di Keuskupan Larantuka minta maaf terkait kontroversi lagu pop dalam Misa

Tangkapan layar dari sebuah video yang memperlihatkan koor di Paroki Santo Fransiskus Assisi di Lamahora, Keuskupan Larantuka, Nusa Tenggara Timur, menyanyikan lagu-lagu pop selama Misa, yang menuai kecaman dari umat Katolik. (Foto: Facebook)

 

Sebuah paroki di Keuskupan Larantuka menyampaikan permintaan maaf setelah video di mana koor dalam sebuah Misa di paroki itu menyanyikan lagu-lagu pop memicu kritikan dari orang-orang Katolik.

Dalam sebuah pernyataan klarifikasi, Paroki St Fransiskus Asisi Lamahora menyebutkan bahwa konteks Misa itu adalah perayaan pengukuhan pengurus OMK dan “tidak ada niat sedikitpun, baik dari pastor yang memimpin Misa maupun OMK untuk mencederai Tata Perayaan Ekaristi, apalagi berniat menciptakan liturgi yang baru.”

“Kami meminta maaf kepada pihak-pihak yang merasa terganggu, tersakiti atau dirugikan akibat lagu-lagu yang dinyanyikan Misa tersebut,” kata mereka.

Pastor Paroki, Pater Asterius Jangu Ate, CSsR, menandatangani pernyataan itu, selain ketua dewan paroki, ketua OMK dan pastor moderator mereka.

Dalam video yang menjadi viral di media sosial selama pekan lalu itu, koor selama Misa itu menyanyikan lagu-lagu pop sebagai pengganti lagu liturgi. Salah satunya adalah lagu “Cinta Luar Biasa,” dari Andmesh Kamaleng, yang dipakai sebagai lagu persembahan.

Orang-orang Katolik menyampaikan kritikan lewat media sosial, termasuk mempertanyakan sikap imam yang memimpin Misa yang membiarkan hal tersebut.

Paroki itu menyatakan, imam yang memimpin Misa itu sebenarnya berniat untuk menegur langsung anggota koor namun hal itu diurungkan agar tidak menganggu Misa dan baru menyampaikan teguranya setelah Misa.

Paroki itu pun meminta agar “video tersebut tidak lagi disebarluaskan untuk kepentingan yang lain.”

“Kami sungguh sangat menyesal atas kejadian yang di luar dugaan ini. Peristiwa ini menjadi pembelajaran berharga buat kami untuk lebih memperhatikan pemilihan lagu-lagu dalam Perayaan Ekaristi,” kata mereka.

Pastor Yanto Yohanes Ndona, O.Carm, lulusan magister liturgi dari Universitas San Beda Filipina dan sering menulis artikel popular terkait liturgi menyatakan kasus ini mesti mendorong orang-orang Katolik untuk berintropeksi diri terkait “sudah sejauh mana katekese dan upaya memberikan pemahaman kepada umat dan juga imam tentang makna liturgi dan lagu-lagu liturgi itu sudah berjalan.”

“Setiap kita sebagai orang Katolik harus memiliki sebuah kesadaran bahwa liturgi dan lagu-lagu liturgi adalah sebuah kekayaan rohani dan spiritual yang harus dipelihara dan tidak dengan seenaknya diganti dengan hal-hal sekular yang tidak pada tempatnya,” katanya.

Ia menambahkan, apa yang dibuat oleh anggota koor dalam Misa itu tentu “bukan dengan tujuan mengancurkan liturgi, namun lebih karena kurang paham dan kurang mendapatkan katekese yang benar tentang liturgi.”

“Mari kita membiasakan yang benar dan bukan membenarkan yang biasa,” katanya.

Sumber: Indonesian parish apologizes for pop songs at mass

 

Jangan lewatkan

Dapatkan info terbaru secara gratis lewat newsletter UCAN Indonesia disini

Podcasts
Donation
© UCAN Indonesia 2024. | Kontak | Tentang | Syarat dan Ketentuan | Privasi