Sekitar 3.000 umat Katolik dari Persekutuan Doa  Karismatik Katolik yang tinggal di Teluk Persia berkumpul di Dubai, Uni Emirat Arab, untuk berdoa  serta merenungkan  panggilan Tuhan dengan tema “menjadi kudus karena Aku adalah kudus.”

Kardinal Kevin J. Farrell, prefek Dikasteri Awam, Keluarga dan Kehidupan Vatikan, mengirim pesan tersebut kepada para peserta pada awal pertemuan, 1-3 Desember, dengan mengatakan kepada mereka bahwa panggilan Tuhan berarti umat Katolik harus melakukan lebih dari sekedar menjadi orang suci.

Menjadi orang suci berarti “penuh dengan kebaikan dan sepenuhnya menjauhi kejahatan,” tulis kardinal tersebut kepada para peserta yang datang dari Oman, Bahrain, Kuwait, Qatar, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab dan bertemu di Gereja Katolik St. Maria di Dubai.

Dilahirkan kembali melalui baptisan, keinginan umat Katolik “tidak lagi hanya bersifat duniawi, tetapi keinginan akan kebaikan, keadilan, kebenaran, persaudaraan dan cinta,” tulis Kardinal Farrell.

Namun, katanya, ini bukanlah sebuah proses yang terjadi sekali dan untuk selamanya, bahkan membutuhkan komitmen yang diperbarui setiap hari untuk bertumbuh dalam kekudusan dan kebajikan.

“Tuhan memilih umatnya yang lemah, apalagi yang diperbudak dan ditindas, maka mereka perlu  diperhatikan serta  menuntun mereka menuju kebebasan dan perdamaian.”

Kardinal menegaskan, menjadi kudus adalah “sebuah ajakan yang ditujukan kepada setiap orang untuk menjadi sesama bagi saudara-saudarinya, menjalin hubungan kedekatan, kepedulian, kasih sayang terhadap sesama, terutama dengan mereka yang menderita, mereka yang tertindas, mereka yang diperbudak, tidak hanya oleh situasi eksternal yang berupa penindasan yang tidak adil, namun juga mereka yang diperbudak di dalam oleh dosa, oleh kejahatan, oleh kurangnya harapan dan makna dalam hidup.”

Kekudusan itu juga diungkapkan melalui Trinitas, kesatuan cinta – Bapa, Putra dan Roh Kudus – ke dalam persekutuan, katanya. Hal ini menyiratkan bahwa umat Katolik  harus berusaha “menghidupkan kembali misteri kesatuan dalam keberagaman, persekutuan sempurna antara semangat, niat dan keinginan, sambil sepenuhnya menegaskan kepribadian seseorang dalam setiap aspek kehidupan.”

Terakhir, Kardinal Farrell mengatakan, menjadi suci seperti Tuhan itu suci berarti selalu siap memaafkan.

Tuhan “tidak dibutakan oleh kebencian dan kemarahan, melainkan Dia mampu memberikan belas kasih, pengampunan, dan rekonsiliasi,” tulis kardinal tersebut.

Menjadi kudus sebagaimana Tuhan itu kudus “berarti kita juga dipanggil untuk mampu berbelas kasih, memaafkan, dan berdamai.”

Sumber: Cardinal sends message to charismatic catholics