UCAN China ucanews.com
UCAN Indonesia

Perang modern adalah ‘kejahatan terhadap kemanusiaan,’ kata Paus

Januari 16, 2024

Perang modern adalah ‘kejahatan terhadap kemanusiaan,’ kata Paus

Gambar yang diambil dari Rafah menunjukkan asap mengepul di atas Khan Yunis di Jalur Gaza selatan selama pemboman Israel, saat perang antara Israel dan kelompok militan Palestina Hamas memasuki hari ke-100 pada 14 Januari. (Foto: AFP)

 

Dengan banyaknya warga sipil yang tewas dan hancurnya kota-kota serta infrastrukturnya, “perang modern itu sendiri merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan,” kata Paus Fransiskus.

Setelah mendaraskan Doa Angelus bersama dengan sekitar 10.000 pengunjung di Lapangan Santo Petrus pada 14 Januari, paus mendesak masyarakat untuk mengenang “mereka yang menderita kekejaman perang di banyak belahan dunia, terutama di Ukraina, Palestina dan Israel.”

“Pada awal tahun ini,” katanya, “kita saling bertukar harapan akan perdamaian, namun senjata terus membunuh dan menghancurkan.”

Paus Fransiskus berdoa agar para pemimpin dari pihak-pihak yang bertikai merenungkan fakta bahwa perang bukanlah cara untuk menyelesaikan masalah “karena perang menyebabkan kematian di kalangan warga sipil dan menghancurkan kota-kota serta infrastruktur.”

“Dengan kata lain,” katanya, “saat ini perang itu sendiri merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan.”

Paus Fransiskus mengulangi perkataannya, “Janganlah kita melupakan hal ini: perang itu sendiri merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan. Manusia membutuhkan perdamaian! Dunia membutuhkan perdamaian!”

Dalam pidato Doa Angelus, Paus Fransiskus merefleksikan bacaan Hari Minggu dari Injil  St. Yohanes tentang Yesus memanggil murid-murid-Nya pertama.

Yesus bertanya kepada mereka, “Apa yang kamu cari?”

Pertanyaan tersebut, kata Paus Fransiskus, mengundang mereka untuk membagikan hasrat terdalam di hati mereka.

“Dia tidak ingin mendapatkan ‘pengikut’ yang dangkal,” katanya. “Tuhan menginginkan orang-orang yang mempertanyakan diri mereka sendiri dan membiarkan diri mereka tertantang oleh firman-Nya.”

Bacaan Injil hari itu, kata Paus Fransiskus, memperjelas bahwa menjadi murid Yesus berarti “mencari Yesus, tinggal bersama Yesus dan mewartakan Yesus. Mencari, tinggal, mewartakan.”

Perjumpaan pertama para murid dengan Yesus adalah “pengalaman yang sangat kuat sehingga kedua murid itu selalu ingat saat itu,” katanya, seraya mencatat bahwa Injil Yohanes mengatakan, “saat itu sekitar pukul empat sore.”

Umat Kristen saat ini juga harus menghargai dan menikmati pengalaman mereka bertemu Tuhan, katanya.

Paus Fransiskus mendorong umat untuk merenungkan pengalaman mereka sendiri, dengan bertanya pada diri sendiri: “Kapan aku berjumpa dengan Tuhan? Kapan Tuhan menyentuh hatiku?”

“Dan marilah kita bertanya pada diri kita sendiri: Apakah kita masih menjadi murid, yang terpikat pada Tuhan? Apakah kita mencari Tuhan, atau sudahkah kita menetap pada iman yang terbentuk dari kebiasaan? diam bersamanya?” tanya paus.

Namun, katanya, masyarakat juga perlu mempertimbangkan apakah mereka mengambil langkah selanjutnya “untuk berbagi, mewartakan keindahan perjumpaan dengan Tuhan.”

Sumber: Modern war a crime against humanity, pope says

 

Jangan lewatkan

Dapatkan info terbaru secara gratis lewat newsletter UCAN Indonesia disini

Podcasts
Donation
© UCAN Indonesia 2024. | Kontak | Tentang | Syarat dan Ketentuan | Privasi