UCAN China ucanews.com
UCAN Indonesia

INDIA – Penganut Berbagai Agama Hadiri Perayaan untuk Santa Alphonsa

Nopember 10, 2008

BHARANANGANAM, India (UCAN) — Lebih dari 100.000 orang dari berbagai agama menghadiri perayaan berhubungan dengan kanonisasi Santa Alphonsa dari Maria Dikandung Tanpa Noda, santa pertama asli India.

Acara 9 November itu meliputi Misa dan acara terbuka bersama di Bharananganam, desa di Distrik Kottayam di Negara Bagian Kerala tempat makam biarawati Klaris Fransiskanes itu. Desa itu berjarak sekitar 2.650 kilometer selatan New Delhi.

Paus Benediktus XVI mengkanonisasi biarawati asal Keuskupan Palai itu pada 12 Oktober, bersama tiga orang kudus lain, di Vatikan. Gereja di Kerala menyelenggarakan sebuah perayaan selama sembilan hari yang berpuncak pada 9 November.

Panitia menjelaskan bahwa Gereja lokal tidak bisa menyelenggarakan acara besar pada hari kanonisasi itu, karena hampir semua pemimpin Gereja setempat berada di Vatikan menghadiri upacara kanonisasi itu.

Acara 9 November itu dimulai dengan sebuah pertemuan umum yang dibuka oleh mantan presiden India A.P.J. Abdul Kalam, dan Leonardo Kardinal Sandri, prefek Kongregasi Vatikan untuk Gereja-Gereja Oriental.

Kalam, seorang Muslim dan berprofesi sebagai seorang insinyur roket, meminta masyarakat untuk meneladani apa yang menjadi cita-cita Santa Alphonsa yaitu cinta dan belas kasihan, “yang telah diamalkannya dalam kehidupannya yang singkat yang penuh penderitaan, pengampunan, dan doa.”

Biarawati yang meninggal tahun 1946 di usia 36 tahun itu hampir seluruh hidupnya berada di tempat tidur karena sakit. Catatan-catatan menunjukkan bahwa dia menderita sakit fisik dengan gembira dan menjadikan penyakitnya itu sebagai silih bagi dosa-dosa orang lain.

“Setiap kita mesti berikrar bahwa kita akan melenyapkan penyakit setidaknya satu orang dalam satu bulan, seperti yang diperlihatkan santa ini melalui teladan pribadinya,” kata Kalam. Suatu “studi mendalam” atas kehidupan santa ini akan  menunjukkan bahwa “dia menolak dunia ini namun berkarya bagi dunia ini,” lanjutnya. “Ketika orang lain meremehkannya, mengejeknya, dia menerima semua penderitaan itu dengan tersenyum.”

Kalam juga membaca sebuah puisi tentang Santa Alphonsa yang digubahnya. Dikatakan dalam puisi itu, santa itu berjalan di bumi dengan impian tentang melakukan kebaikan bagi orang lain dan berdoa bagi orang lain. Puisi itu menyebut santa itu “jiwa yang agung,” yang menerima penderitaan sebagai tanda kasih akan Allah.

Kalam dan para tamu terhormat lainnya berdoa di pusara santa itu. Kardinal Sandri menghadiahkan sebuah medali Paus Benediktus XVI yang diberkati dalam upacara kanonisasi itu.

Ketika berbicara Kepada hadirin dalam pertemuan umum itu, kardinal itu memuji Santa Alphonsa sebagai “anugerah yang sangat bernilai dari Gereja India untuk Gereja universal.” Dia adalah “model peran bagi kita semua” karena “kehidupannya penuh dengan kesengsaraan dan penyakit,” tetapi dia menderita semua itu dengan gembira, kata pejabat Vatikan itu.

Kardinal itu juga menyinggung kekerasan di Negara Bagian Orissa di India bagian timur yang menewaskan 59 orang, hampir semuanya orang Kristen, dan menyebabkan sekitar 50.000 orang kehilangan tempat tinggal.

Varkey Kardinal Vithayathil dari Ernakulam-Angamaly, ketua Konferensi Waligereja India, tidak hadir dalam acara itu. Prelatus yang berusia 81 tahun yang sakit-sakitan itu adalah uskup agung Gereja Siro-Malabar, ritus Oriental. Santa Alphonsa adalah anggota ritus Oeriental itu.

Gereja Katolik India meliputi dua ritus Oriental – Gereja Siro-Malankara dan Gereja Siro-Malabar — dan ritus Latin. Umat Katolik berjumlah sekitar 17 juta dari 23 juta umat Kristen di India.

Karena Kardinal Vithayathil tidak hadir, prelatus senior berikutnya dari Gereja Siro-Malabar yaitu  Uskup Agung Tellicherry Mgr Mar George Valiamattam memimpin Misa konselebrasi bersama 70 uskup dan ratusan imam.

Ribuan orang mengadakan perjalanan ratusan kilometer dari berbagai tempat di India, terutama Kerala, untuk menghadiri acara itu.

Catherine Joseph, yang mengadakan perjalanan selama enam jam dari Kozhikode di bagian utara Kerala, mengatakan kepada UCA News bahwa dia datang untuk mengucapkan terima kasih kepada santa itu atas banyak kebaikan yang telah diterimanya.

Joseph, 56, seorang perawat dan janda, memuji Santa Alphonsa sebagai seorang santa bagi masyarakat. “Masyarakat dari berbagai agama berdoa memohon perantaraannya. Seperti saya, banyak orang berdevosi kepadanya,” kata perempuan itu.

Santa itu dilahirkan tahun 1910, tetapi kehilangan ibunya ketika dia masih kanak-kanak. Dibesarkan oleh tantenya yang penuh keibuan, dia menderita sejumlah masalah kesehatan yang akhirnya merenggut hidupnya pada 28 Juli 1946. Penyelidikan untuk kanonisasinya dimulai 2 Desember 1953. Tahun 1986, dia dibeatifikasi, ketika Paus Yohanes Paulus II mengunjungi India.

END

Jangan lewatkan

Dapatkan info terbaru secara gratis lewat newsletter UCAN Indonesia disini

Podcasts
Donation
© UCAN Indonesia 2024. | Kontak | Tentang | Syarat dan Ketentuan | Privasi