Anak-anak dari overseas Filipino workers (OFW) di Kota Davao, Filipina bagian selatan, akan merayakan Natal dengan “anak-anak kurang mampu” untuk menunjukkan rasa terima kasih mereka atas berkat yang mereka peroleh dari para orangtua mereka.

“Di lingkungan kami, orang beranggapan bahwa anak seorang OFW itu bahagia karena memiliki sumber keuangan, tetapi saya kira yang terpenting adalah bagaimana saling berbagi, terutama dengan orang lain yang kurang beruntung dalam hidup,” kata Shannine Galang, 18, yang ketika baru berusia delapan bulan sudah ditinggal pergi oleh ibunya yang harus bekerja di Dubai.

Dia mengatakan, dia masih selalu ingin merayakan Natal bersama ibunya. “Saya mulai membaca Alkitab ketika berumur tiga tahun,” katanya. Galang dirawat oleh neneknya dan dididik oleh para tokoh umat di Paroki San Lorenzo Ruiz di kota tersebut.

Di Desa Bangkal, Reggie Ragosta, 21, yang orangtuanya bekerja di Italia ketika dia berusia sembilan tahun, mengumpulkan buku bekas dari teman-temannya dan membagikannya kepada anak-anak yang menyanyikan lagu-lagu Natal di jalanan.

“Biasanya orang memberi uang recehan kepada anak-anak itu, tapi saya lebih suka memberi mereka buku, terutama yang berisi cerita-cerita yang bernilai Kristiani,” kata Ragosta.

Untuk Natal tahun ini, dia telah mengumpulkan sekitar 100 buku untuk dibagikan.

“Ini cara saya untuk mengenang orangtua saya dan nilai-nilai yang mereka ajarkan kepada saya ketika saya masih kecil,” katanya kepada ucanews.com.

Galang dan Ragosta adalah anggota “peer program” dari sebuah lembaga swadaya masyarakat lokal yang memberi bantuan hukum dan pertemanan bagi para pekerja migran dan anak-anak mereka.