UCAN China ucanews.com
UCAN Indonesia

Dalam sepekan sekitar 20.000 orang telah mengungsi akibat konflik

Oktober 30, 2012

Dalam sepekan sekitar 20.000 orang telah mengungsi akibat konflik

 

Lebih dari 22.000 orang telah meninggalkan tempat tinggal mereka akibat kekerasan sektarian terbaru di negara bagian Rakhine, Myanmar, demikian lapor PBB dan pihak berwenang.

Bentrokan berdarah di antara minoritas Muslim Rohingya dan Buddha Rakhine menewaskan 87 orang dan hampir 100 cedera,  terjadi pada 21 hingga 27 Oktober,  demikian sebuah laporan yang dirilis kemarin oleh surat kabar milik pemerintah, New Light of Myanmar.

Angka tersebut sama dengan korban yang tewas menyusul kekerasan terjadi pada Juni lalu.

Sebuah tim PBB yang mengunjungi kawasan yang dilanda konflik itu seperti Mynbia, Mrauk-U, KyaukPhyu dan Myaebon di negara bagian Rakhine menyaksikan rumah-rumah hancur dalam skala besar.

Laporan mereka, yang dirilis pada hari Minggu, mengatakan bahwa 22.500 orang mengungsi dan lebih dari 6.000 rumah dibakar dalam kekerasan terakhir.

Ribuan orang yang kehilangan tempat tinggal terpaksa melarikan diri dari kota pelabuhan Kyaukphyu. PBB telah mendesak pemerintah untuk memberikan dukungan langsung kepada orang-orang tersebut.

“Saya prihatin dengan ketakutan dan ketidakpercayaan ketika saya menyaksikan para pengungsi,” kata Ashok Nigam, kepala Kantor PBB di Yangon, dalam laporan itu. “Hal yang sangat penting bahwa pemerintah menjamin bahwa aturan hukum ditegakkan guna mencegah meluasnya kekerasan dan terus menyampaikan pesan kerukunan.

“Kekerasan, ketakutan dan ketidakpercayaan bertentangan dengan transisi demokrasi, pembangunan ekonomi dan sosial karena Myanmar telah berkomitmen dengan hal itu,” tambahnya.

Menurut tokoh masyarakat Muslim di Yangon, sebagian besar korban Rohingya terakhir kini sangat membutuhkan makanan dan tempat tinggal.

Wunna Maung Shwe, sekretaris Dewan Islam Myanmar, mengatakan bahwa banyak pengungsi Rohingya masih berada di kapal-kapal di laut dan beberapa telah meninggal akibat kelaparan dan kurangnya perawatan medis.

“Saya mendapat telepon begitu banyak dari warga Rohingya di kapal-kapal yang mengatakan beberapa kerabat mereka sedang kritis,” katanya. “Para pengungsi kini tidak aman untuk kembali ke rumah-rumah mereka, tetapi juga tidak ingin dipindahkan ke daerah terpencil di negara bagian Rakhine.”

Win Myaing, juru bicara untuk pemerintah daerah di negara bagian Rakhine, mengatakan bahwa ada sejumlah rencana untuk merelokasi para pengungsi baru ke Maungdaw, sebuah kota perbatasan di dekat Bangladesh. Para pengungsi Muslim Rohingya di KyaukPhyu mengatakan mereka hanya ingin kembali rumah mereka.

“Kami mengharapkan perlindungan keamanan yang lebih baik dari pihak berwenang sehingga kami bisa kembali ke rumah,” kata salah satu dari mereka.

Sumber: At least 20,000 displaced in one week

 

Jangan lewatkan

Dapatkan info terbaru secara gratis lewat newsletter UCAN Indonesia disini

Podcasts
Donation
© UCAN Indonesia 2024. | Kontak | Tentang | Syarat dan Ketentuan | Privasi