UCAN China ucanews.com
UCAN Indonesia

Blogger Katolik di Vietnam dihukum 10 tahun penjara

Juli 4, 2017

Blogger Katolik di Vietnam dihukum 10 tahun penjara

Blogger Vietnam Mary Magdelene Nguyen Ngoc Nhu Quynh, alias "Mother Mushroom," menghadiri sidang di pengadilan di Nha Trang, 29 Juni. (AFP)

Pengadilan Vietnam telah memvonis seorang blogger Katolik dengan 10 tahun penjara karena propaganda melawan pemerintah komunis, sebuah vonis yang oleh para aktivis digambarkan sebagai “berat.”

Mary Magdelene Nguyen Ngoc Nhu Quynh, 38, juga dikenal sebagai “ibu Mushroom,” diadili di Pengadilan Rakyat provinsi Khanh Hoa di Nha Trang City, 29 Juni. Jalan-jalan menuju ke pengadilan diblokir sementara polisi berbaris di jalanan.

Banyak pengacara telah berbicara dalam rangka dukungan kepada Quynh melalui Facebook yang mengatakan bahwa hukumannya terlalu “berat dan tidak manusiawi”.

“Saya benar-benar terkejut dengan hukuman 10 tahun yang menunjukkan ketidakmanusiawian pemerintah terhadap seorang ibu muda,” kata pengacara Katolik Le Cong Dinh. “Saya tidak menyadari betapa panik partai yang berkuasa.”

Namun, dia berkata, “Sudah pasti bahwa dalam hidupnya dia akan menyaksikan lonceng kematian rezim yang menghukumnya.”

Hanya tiga dari lima pengacara yang diminta Quynh hadir di persidangan. Pengacaranya menuntut persidangan ditunda namun hakim menolak banding tersebut. Seorang pengacara menolak untuk bertemu dengan Quynh sebelum persidangan.

Seorang Sumber mengatakan hakim tidak mendengarkan argumen para pengacara dan menjatuhkan hukuman yang sudah diatur.

Quynh, salah satu pendiri jaringan blogger, dinyatakan bersalah melakukan “propaganda melawan pemerintah komunis” berdasarkan Pasal 88 UU Pidana.

Menurut dakwaan tersebut, terdakwa memposting postingan di Facebook antara tahun 2012 dan 2016  yang “mengkritik dan merusak kebijakan dan sejarah Partai Komunis, dan merusak solidaritas nasional.”

Dia memposting sebuah dokumen berjudul “Hentikan polisi membunuh warga sipil”, sekitar 31 kasus orang yang meninggal saat berada dalam tahanan polisi.

Quynh juga dituduh melakukan kampanye untuk kebebasan, demokrasi dan hak asasi manusia pada tahun 2015, menolak kepemimpinan Partai, memberikan wawancara kepada kantor berita asing dimana dia berbicara buruk mengenai pemerintah.

Selama persidangan, pengacara membuktikan bahwa Quynh tidak melanggar undang-undang apapun “karena dia mengungkapkan pendapatnya sendiri di Facebook yang sesuai dengan peraturan.”

 

Setia dengan komitmennya

Ibu Quynh, Nguyen Thi Tuyet Lan, tidak diizinkan memasuki ruang sidang dan harus menyaksikan persidangan melalui sebuah layar di sebuah ruangan di dekat situ. Dia menulis di Facebook bahwa vonis berat tersebut bertujuan untuk membalas dendam terhadap putrinya yang mencoba mengatakan yang sebenarnya.

Lan mengatakan bahwa dia dan kedua anak Quynh sempat bertemu dengan Quynh selama lima menit sebelum persidangan sejak dia ditangkap pada 10 Oktober 2016.

“Setiap orang hanya memiliki satu kehidupan, tapi jika saya harus memutar ulang hidup saya, saya tetap akan melakukan hal yang sama. Saya percaya ibu dan anak saya tidak akan pernah merasa kasihan pada saya tapi saya bangga dengan saya,” kata Quynh di pengadilan.

“Saya ingin membangun masyarakat yang baik. Orang hanya bisa bahagia dan bebas saat mereka menikmati kebebasan berbicara dan berekspresi,” kata Quynh. “Saya berharap orang akan terus berjuang dan mengatasi ketakutan mereka untuk membangun negara yang lebih baik.”

Baca juga: Vietnamese Catholic blogger sentenced to 10 years in jail

Jangan lewatkan

Dapatkan info terbaru secara gratis lewat newsletter UCAN Indonesia disini

Podcasts
Donation
© UCAN Indonesia 2024. | Kontak | Tentang | Syarat dan Ketentuan | Privasi